Wabup Purbalingga Dukung Band Sukatani, Kritikan Harus Positif

favicon
Lirik Bayar Bayar Bayar Sukatani

Obrolan – Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, memberikan dukungan penuh terhadap grup band bergenre punk asal Purbalingga, Sukatani, untuk terus berkarya di bidang seni musik.

Namun, ia menegaskan bahwa kritik yang disampaikan melalui seni musik harus tetap membangun dan dilakukan dengan tata krama yang baik.

Band Sukatani sempat menjadi sorotan publik setelah merilis lagu berjudul “Bayar Bayar Bayar,” yang berisi kritik sosial terhadap oknum kepolisian.

Lirik lagu ini mengandung pesan tentang pembayaran yang sering diminta oleh oknum polisi untuk berbagai urusan administratif dan hukum, seperti pembuatan SIM atau tilang di jalan.

1. Pentingnya Kritik yang Membangun

Dalam pernyataannya, Dimas Prasetyahani menyatakan bahwa dirinya mendukung penuh kegiatan berkesenian yang dilakukan oleh Band Sukatani.

Ia melihat bahwa seni musik adalah sarana yang tepat bagi anak muda untuk berekspresi dan menyampaikan pesan. Namun, ia menekankan bahwa dalam menyampaikan kritik, terutama terhadap lembaga atau instansi pemerintah, harus tetap mengedepankan kesopanan dan tata krama.

“Kalau kami pribadi untuk bersenimannya, untuk di bidang seninya tentunya kami mendukung. Tapi kalau terkait kritik dan lain-lainnya, kami tidak bisa sedalam itu ya karena itu hak masing-masing orang untuk mengkritisi instansi ataupun lembaga pemerintahan yang ada,” ujar Dimas Prasetyahani usai menghadiri Upacara Peringatan Hari Jadi Ke-454 Kabupaten Banyumas, di Alun-Alun Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.

Menurut Dimas, sebagai bangsa yang memiliki budaya ketimuran, sangat penting untuk selalu menjaga sopan santun, termasuk dalam menyampaikan kritik. Dengan cara ini, diharapkan kritik yang disampaikan bisa lebih diterima dan lebih memberi dampak positif bagi masyarakat.

2. Dukungan Terhadap Kebebasan Berpendapat

Meski kritik harus disampaikan dengan cara yang santun, Dimas juga menegaskan bahwa kebebasan berpendapat tetap harus dijaga.

Kritik yang membangun adalah bagian dari upaya untuk mendorong perbaikan dan kemajuan, baik dalam pemerintahan maupun dalam kehidupan sosial masyarakat.

Dimas mengingatkan agar masyarakat tetap memiliki kebebasan untuk mengkritisi segala bentuk kelemahan dalam pemerintahan, selama kritik tersebut dilakukan dengan niat yang baik.

“Tetapi menurut kami ya selama kritik itu membangun, ya sah-sah saja, sehingga jangan sampai membungkam masyarakat yang kritis terhadap kelembagaan maupun instansi yang ada di negara ini,” kata Dimas dikutip dari ANTARA.

Ia menekankan bahwa semua pihak, termasuk pemerintah daerah, perlu membuka ruang untuk kritik yang konstruktif, agar bisa terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

3. Pernyataan Maaf dan Penarikan Lagu “Bayar Bayar Bayar”

Setelah lagu “Bayar Bayar Bayar” viral, dua personel band Sukatani, Alectroguy (Syifa Al Lufti) dan Twister Angel (Novi Citra Indriyati), mengunggah video permintaan maaf kepada Kapolri dan Polri.

Mereka menyampaikan permintaan maaf karena lirik lagu mereka dianggap mengkritik aparat kepolisian, dengan kalimat yang berhubungan dengan pembayaran yang harus dilakukan kepada polisi untuk berbagai urusan.

“Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul lagu Bayar Bayar Bayar yang liriknya ‘bayar polisi’, yang telah kami nyanyikan hingga menjadi viral. Lagu ini sebenarnya saya ciptakan untuk oknum kepolisian yang melanggar peraturan,” ucap Alectroguy dalam video permintaan maafnya.

Sebagai tindak lanjut, Alectroguy juga mengumumkan bahwa lagu tersebut telah dicabut dari platform streaming Spotify. Ia mengimbau kepada masyarakat yang telah mengunggah lagu itu di media sosial untuk segera menghapusnya demi menghindari risiko lebih lanjut.

“Dengan ini, saya mengimbau kepada semua pengguna platform media sosial yang telah memiliki lagu kami dengan judul Bayar Bayar Bayar, lirik lagu bayar polisi, agar menghapus dan menarik semua video yang menggunakan lagu kami karena apabila ada risiko di kemudian hari, sudah bukan tanggung jawab kami,” tambah Alectroguy.

4. Isu Pemecatan Vokalis Sukatani

Setelah kontroversi yang ditimbulkan oleh lagu tersebut, beredar kabar bahwa vokalis Band Sukatani, Novi Citra Indriyati alias Twister Angel, yang berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah dasar di Purbalingga, telah dipecat dari tempatnya mengajar. Meskipun demikian, Wakil Bupati Purbalingga Dimas Prasetyahani mengaku belum mendalami kabar tersebut.

“Saya belum mendalami itu. Mungkin nanti saya dalami dulu ya, saya belum bisa berkomentar lebih banyak,” ujarnya. Ia mengingatkan pentingnya untuk menilai masalah ini secara obyektif dan melihatnya dari berbagai sisi sebelum memberikan respons lebih lanjut.

5. Komitmen Pemerintah Daerah untuk Melindungi Warganya

Dimas Prasetyahani juga menegaskan bahwa jika ada ancaman atau intimidasi terhadap personel Band Sukatani, sebagai warga Purbalingga, pihaknya akan memberikan perlindungan dan menyikapi masalah tersebut dengan baik. Pemerintah Kabupaten Purbalingga berkomitmen untuk melindungi warganya, terutama jika ada tindakan yang merugikan atau mengancam keselamatan mereka.

6. Kesimpulan

Kasus lagu “Bayar Bayar Bayar” yang diluncurkan oleh Band Sukatani menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat.

Meskipun menimbulkan kontroversi, Wakil Bupati Purbalingga Dimas Prasetyahani menyatakan dukungannya terhadap kebebasan berkesenian dan mengkritik, selama dilakukan dengan cara yang sopan dan membangun.

Pola komunikasi yang baik dan saling menghormati diharapkan bisa membantu mewujudkan masyarakat yang kritis namun tetap menjaga keharmonisan dan kedamaian.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.