Obrolan.ID – Jagat maya kembali dihebohkan dengan beredarnya video tragis seorang nenek penjual gorengan yang tampak babak belur setelah diduga mengalami pengeroyokan di kawasan Boyolali, Jawa Tengah.
Video tersebut menjadi viral dan menuai gelombang reaksi keras dari warganet yang merasa prihatin dan geram atas kejadian tersebut.
Salah satu unggahan yang memperlihatkan kondisi mengenaskan dari nenek tersebut dibagikan oleh akun Instagram @fakta.indo pada Rabu, 7 Mei 2025.
Dalam cuplikan video itu, terlihat seorang perempuan lansia keluar dari sebuah bangunan dalam keadaan terpincang-pincang, dengan wajah berlumuran darah.
Hijab yang dikenakannya pun dipenuhi noda darah, terutama di area kepala dan dada. Video yang menyebar luas ini memicu respons emosional dari masyarakat.
Banyak pengguna media sosial mengecam keras tindakan para pelaku yang diduga menganiaya nenek tersebut, sementara sebagian lain menyampaikan simpati dan dukungan untuk korban yang disebut sebagai nenek penjual gorengan itu.
Kronologi Video Viral Nenek Penjual Gorengan Dikeroyok
Menurut laporan Kompas.com, peristiwa ini terjadi di Pasar Mangu, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, pada pagi hari Rabu (7/5/2025).
Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, membenarkan bahwa peristiwa dalam video tersebut memang benar terjadi, dan korban merupakan seorang perempuan lansia berinisial SA (67), warga Klaten, yang sehari-hari berjualan gorengan keliling.
“Memang benar ada dugaan pengambilan bawang putih oleh korban, namun tindakan main hakim sendiri sangat kita sesalkan,” kata AKBP Rosyid dalam keterangannya.
Rosyid menjelaskan bahwa pemilik bawang putih yang merasa kehilangan barang menduga SA sebagai pelaku. Korban sempat diamankan ke pos pengamanan pasar setelah hendak keluar dari area pasar.
Namun, saat situasi pos dalam keadaan sepi, dua petugas keamanan berinisial ZA (42) dan KA (56) justru diduga melakukan pemukulan terhadap korban.
“Menurut keterangan kedua petugas, pasar sudah beberapa kali kehilangan barang, dan mereka mencurigai nenek ini sebagai pelakunya,” ujar Rosyid.
“Sayangnya, mereka malah main hakim sendiri di pos keamanan,” tambahnya.
Faktor Ekonomi Jadi Pemicu
Lebih lanjut, AKBP Rosyid mengungkapkan bahwa SA diketahui merupakan seorang nenek penjual gorengan dan sayuran yang berjualan keliling demi mencukupi kebutuhan hidup.
Ia disebut datang ke pasar sekitar pukul 05.30 WIB dan kemungkinan besar tergoda mengambil bawang putih karena tekanan ekonomi yang berat.
“Usianya sudah 67 tahun. Dari hasil pendalaman, ibu ini memiliki beban ekonomi dan sedang berusaha membayar utang. Inilah yang mendorongnya melakukan hal tersebut,” ucap Rosyid.
Akibat pengeroyokan yang dialaminya, korban menderita luka cukup serius. Ia harus mendapat tiga jahitan di kepala, mengalami memar di bawah mata dan di dagu.
Kejadian ini menyulut simpati publik yang menyoroti nasib nenek penjual gorengan tersebut, yang justru menjadi korban kekerasan saat sedang berjuang demi hidup.
Terkait kasus ini, pihak Polres Boyolali telah mengamankan kedua petugas keamanan yang diduga melakukan penganiayaan.
Keduanya tengah menjalani pemeriksaan intensif untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Tindakan hukum harus dilakukan oleh aparat yang berwenang, bukan masyarakat sendiri. Ini tidak boleh dibiarkan,” tegas Kapolres.
Rosyid pun mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing emosi dan tidak melakukan tindakan di luar hukum.
“Kalau memang ada dugaan pencurian atau pelanggaran hukum lainnya, serahkan ke kepolisian. Jangan ada tindakan kekerasan,” pungkasnya.
Kasus ini kembali membuka mata publik tentang realita hidup sebagian warga kurang mampu, seperti nenek penjual gorengan, yang kerap menjadi korban dalam sistem yang tak selalu berpihak.
Warganet berharap keadilan ditegakkan dan korban mendapatkan perlindungan serta bantuan yang layak.