Ukraina dan AS Dekati Kesepakatan Mineral, Inggris Tegaskan Dukungan

favicon
Ukraina dan AS Dekati Kesepakatan Mineral

Obrolan – Ukraina dan Amerika Serikat (AS) kini berada di “tahap akhir negosiasi” untuk mencapai kesepakatan terkait akses AS terhadap mineral Ukraina.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina, Olha Stefanishyna. Sebelumnya, pada awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak kesepakatan yang memberi AS akses ke mineral Ukraina sebagai imbalan atas dukungan militer.

Namun, dalam unggahannya di media sosial, Stefanishyna menyebutkan bahwa negosiasi antara Ukraina dan AS kini berjalan sangat konstruktif dan hampir seluruh detail utama telah diselesaikan.

“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan perjanjian ini sesegera mungkin dan menandatanganinya, dengan harapan pemimpin AS dan Ukraina dapat mendukungnya di Washington,” ujar Stefanishyna.

Ia juga menekankan bahwa kesepakatan ini akan memperkuat komitmen kedua negara untuk bekerja sama dalam beberapa dekade mendatang.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer baru-baru ini berbicara melalui video pada pertemuan puncak di Ukraina, menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki kekuatan penuh dalam perang ini.

Pernyataan ini disampaikan setelah komentar Presiden AS Donald Trump yang menyatakan Rusia “memiliki kartu” dalam negosiasi perdamaian Ukraina, berkat wilayah yang telah dikuasainya.

Starmer membantah hal tersebut dengan mengatakan bahwa Ukraina memiliki keberanian untuk membela negaranya, sementara ekonomi Rusia kini mengalami kesulitan, dan mereka telah kehilangan pasukan darat serta Armada Laut Hitam terbaik mereka.

Starmer juga mengakui bahwa meskipun Trump telah mengubah pembicaraan global, Inggris akan terus mendukung Ukraina.

“Kami akan berdiskusi lebih lanjut dengan G7 dan mengambil langkah-langkah konkret, termasuk batasan harga minyak, memberikan sanksi kepada raksasa minyak Rusia, dan menargetkan bank-bank yang terlibat dalam penghindaran sanksi,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga menegaskan kesiapan Inggris untuk mengerahkan pasukan dalam gencatan senjata yang melibatkan negara-negara Eropa lainnya, dengan kondisi yang tepat.

Starmer mengingatkan bahwa jika Ukraina gagal, Eropa bisa menjadi yang berikutnya. “Itulah yang dipertaruhkan. Karena itu, kami akan selalu mendukung Ukraina dan sekutu-sekutu kami,” pungkasnya.

Sumber: Sindonews

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.