Obrolan.id – Nama Paula Verhoeven belakangan menjadi sorotan publik seiring dengan kabar yang mengungkapkan dugaan perselingkuhannya.
Meskipun sosok pria yang diduga menjadi selingkuhan Paula belum terungkap secara gamblang, beberapa teman dekat suaminya, Baim Wong, sudah memberikan sedikit gambaran mengenai identitas pria tersebut.
Nikita Mirzani, salah satu sahabat Baim Wong, dalam sebuah wawancara baru-baru ini mengungkapkan bahwa pria yang terlibat dalam isu ini berinisial “N”.
Menurut Nikita, pria tersebut adalah teman dekat Baim Wong dan sempat tinggal di rumah Baim karena rumahnya sedang dalam renovasi.
Nikita mengaku mendapatkan informasi ini langsung dari Baim Wong, namun dia juga menyebutkan bahwa dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga sahabatnya tersebut.
Meskipun begitu, Nikita memberikan dukungan kepada Baim Wong atas langkah yang diambil untuk mengajukan perceraian dari Paula Verhoeven.
Nikita menyatakan bahwa meskipun dia tidak berada di tempat kejadian, berdasarkan apa yang ia dengar, jika berada di posisi Baim, dia akan melakukan hal yang sama.
Proses Hukum yang Berjalan
Sementara itu, dalam proses hukum yang sedang berjalan, Baim Wong telah menunggu kehadiran pria yang diduga menjadi selingkuhan Paula Verhoeven untuk memberikan kesaksian di persidangan.
Namun, hingga kini Paula belum membawa pria tersebut untuk membantah tuduhan perselingkuhan.
Fahmi Bachmid, kuasa hukum Baim Wong, menyatakan bahwa jika pihak tergugat (Paula Verhoeven) tidak membantah tuduhan tersebut, maka hal itu bisa dianggap sebagai pengakuan secara diam-diam, yang berarti perselingkuhan tersebut terbukti secara sah dalam persidangan.
Kisah Inspiratif Paula Verhoeven di Melbourne
Di luar kontroversi yang tengah menyelimuti kehidupannya, Paula Verhoeven juga dikenal dengan kegiatan positifnya, salah satunya adalah partisipasinya dalam pembangunan Islamic Centre di Melbourne.
Pada Februari 2025, Paula bertolak ke Melbourne untuk meninjau lokasi yang akan menjadi Islamic Centre Indonesia pertama dan terbesar di kota tersebut.
Masjid ini nantinya akan menjadi pusat ibadah dan edukasi bagi komunitas Muslim di Melbourne, yang saat ini menjadi agama terbesar kedua di kota tersebut dengan lebih dari 500 ribu umat Islam.
Paula menghabiskan lebih dari tiga hari di Melbourne untuk bersilaturahmi dengan komunitas Muslim setempat, terutama para diaspora Indonesia.
Selama kunjungannya, Paula berkesempatan menjadi tamu dalam kajian rutin di Masjid Baitul Makmur yang penuh sesak dengan jamaah.
Dalam kajian bertema Pulang dengan Bahagia, Paula berbagi kisah perjalanan hidupnya, termasuk keputusannya untuk berhijrah dan mengenakan hijab.
Ia juga mengungkapkan tekadnya untuk terus memperbaiki diri dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan.
Perluasan Masjid Baitul Makmur
Antusiasme para jamaah yang luar biasa membuat Masjid Baitul Makmur yang berkapasitas hanya 30 orang terasa penuh. Hal ini mendorong pihak terkait untuk memperluas masjid tersebut menjadi Islamic Centre Indonesia pertama di Melbourne yang dapat menampung lebih dari 1.500 jamaah.
Paula Verhoeven menyambut baik inisiatif ini dan mendukung pembangunan serta pemekaran masjid yang diharapkan dapat memberikan lebih banyak ruang bagi umat Islam di Melbourne.
“Saya ingin menolong agama Allah ini, ingin memudahkan saudara Muslim saya di Melbourne untuk bersujud,” ungkap Paula dengan penuh semangat.
Ia juga berharap anak-anaknya, Kiano dan Kenzo, dapat tumbuh besar di lingkungan yang baik, yang mendukung perkembangan spiritual mereka, termasuk dengan keberadaan masjid yang semakin besar dan berkembang.
Islamic Centre Berbasis Wakaf di Melbourne
Proyek ini merupakan inisiatif Cinta Quran Foundation yang berfokus pada pembangunan Islamic Centre berbasis wakaf pertama dan terbesar di Melbourne.
Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengatasi kekurangan jumlah masjid yang dapat menampung umat Islam yang terus berkembang di kota tersebut.
Dengan masjid yang lebih besar dan mampu menampung lebih banyak jamaah, diharapkan pusat ibadah ini akan menjadi tempat yang ideal bagi umat Islam untuk beribadah, belajar, dan mempererat tali persaudaraan.
Melalui inisiatif ini, diharapkan akan ada lebih banyak kesempatan bagi umat Islam di Melbourne untuk mengakses fasilitas ibadah dan edukasi dengan lebih mudah.
Selain itu, proyek ini juga menandai langkah besar dalam memperkenalkan Islam di kawasan selatan dunia, yang semakin berkembang pesat.
Dengan segala dinamika yang tengah terjadi dalam kehidupan pribadinya dan kontribusinya dalam proyek masjid di Melbourne, Paula Verhoeven menunjukkan bahwa dirinya bukan hanya sekadar figur publik yang terlibat dalam kontroversi, tetapi juga seorang pribadi yang berkomitmen pada kegiatan positif untuk masyarakat dan agama.