Obrolan – SMP Mardi Waluya Cibinong, Bogor, akhirnya memberikan penjelasan terkait dugaan keterlibatan salah satu siswanya dalam aksi pemukulan yang terjadi dalam ajang Turnamen SDH Basketball Cup 2025.
Kepala Sekolah SMP Mardi Waluya Cibinong, Rini Astuti, menyatakan bahwa pihak sekolah tengah menangani permasalahan tersebut secara internal.
“Iya, memang benar bahwa beberapa anak kami ikut serta dalam turnamen basket tersebut sejak dua hari lalu. Terkait dengan insiden ini, kami akan menyelesaikan masalahnya secara internal terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang terlibat,” ungkap Rini Astuti saat dihubungi pada Rabu (19/2/2025) sore.
Namun, saat dimintai keterangan lebih lanjut, Rini memilih untuk tidak memberikan komentar lebih banyak, meski ia memastikan bahwa pelaku pemukulan akan segera mendapat tindak lanjut dari pihak sekolah.
Surat Permintaan Maaf SMP Mardi Waluya Cibinong
Selain itu, SMP Mardi Waluya Cibinong juga mengirimkan surat permohonan maaf kepada masyarakat terkait insiden tersebut.
Dalam surat berkop resmi dengan nomor 048/421.3/AK/SMPWCIB/II/2025, pihak sekolah menyampaikan penyesalan atas peristiwa pemukulan yang terjadi dalam pertandingan basket antara SMP 1 Kota Bogor dan SMP Mardi Waluya Cibinong pada Senin, 17 Februari 2025.
“Kami ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas insiden yang terjadi dalam pertandingan basket di SDH Bogor pada 17 Februari 2025,” demikian isi surat tersebut.
Surat itu juga menyatakan bahwa pihak sekolah sangat menyesali tindakan tidak sportif yang dilakukan oleh salah seorang siswanya dan telah melakukan pembinaan agar siswa tersebut lebih memahami pentingnya sikap sportif serta menghormati lawan.
“Kami berharap saudara dapat menerima permohonan maaf ini dengan lapang dada, dan semoga kejadian ini tidak mengurangi semangat serta kecintaan saudara terhadap olahraga,” tutup surat itu.
Perbasi Kecam Tindakan Pemukulan di SMP Mardi Waluya Cibinong
Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) turut memberikan reaksi keras terkait insiden pemukulan yang melibatkan pemain dari SMP Mardi Waluya Cibinong dalam pertandingan Turnamen SDH Basketball 2025. Perbasi menegaskan bahwa kekerasan tidak memiliki tempat dalam dunia olahraga.
Ketua Umum DPP Perbasi, Budisatrio Djiwandono, menyatakan bahwa tindakan kekerasan dalam olahraga, khususnya bola basket, dapat merusak nilai-nilai sportivitas dan fair play.
“Tidak ada tempat untuk kekerasan dalam dunia bola basket. Jika ada yang terbukti melakukan kekerasan, tindakan tegas harus diambil untuk menjadi contoh agar tidak terulang lagi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Perbasi juga berencana untuk mengirim tim investigasi guna mendalami dan mengusut insiden ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Badan Etik Perbasi akan turut mengawal dan menindaklanjuti insiden ini dengan mematuhi prinsip keadilan dan aturan yang berlaku,” lanjut Budisatrio.
Budisatrio menegaskan bahwa Perbasi akan memberikan sanksi yang tegas jika terbukti ada tim atau oknum yang melanggar aturan atau membiarkan tindakan tersebut terjadi.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa sportivitas tetap dijunjung tinggi, serta memberikan dampak positif bagi perkembangan bola basket di Indonesia.
Insiden pemukulan ini terjadi pada Senin sore, 17 Februari 2025, saat pertandingan antara SMP 1 Kota Bogor melawan SMP Mardi Waluya Cibinong.
Pemain dengan nomor punggung 52 dari SMP 1 Kota Bogor yang mengenakan jersey putih dipukul di bagian kepala oleh lawannya dari SMP Mardi Waluya Cibinong yang mengenakan jersey abu-abu dengan nomor punggung 13. Setelah pemukulan, pemain yang menjadi korban berusaha membalas perlakuan tersebut.
Aksi pemukulan ini menjadi viral di media sosial dan memicu reaksi negatif dari masyarakat.
Sumber: Radar Bogor