Siapa Frengky Monim? Sosok Pemimpin Ajaran Sesat di Genyem Jayapura Papua

favicon
Frengky Monim Pemimpin Ajaran Sesat

Obrolan.ID – Nama Frengky Monim menjadi sorotan publik setelah muncul ajaran sesat di Genyem, Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, Papua.

Peristiwa ini mencuat ke permukaan melalui sebuah video yang diunggah di platform media sosial Facebook.

Dalam rekaman tersebut, tampak seorang pria berambut panjang dan hanya mengenakan celana pendek mengklaim dirinya sebagai Tuhan, sebuah pernyataan yang sontak memicu kehebohan di tengah masyarakat.

Pria dalam video tersebut diketahui bernama Frengky Monim, yang disebut-sebut sebagai pemimpin dari kelompok ajaran sesat yang tidak lazim di kawasan tersebut.

Ia bersama para pengikutnya meyakini bahwa praktik ibadah mereka harus dilakukan secara unik, termasuk dengan kewajiban untuk bertelanjang bulat saat melakukan ritual di ruang terbuka.

Video dan informasi yang beredar menunjukkan berbagai aturan tak biasa dalam ibadah mereka, seperti pelaksanaan ritual yang dimulai pukul lima pagi dalam kondisi gelap gulita tanpa penerangan, serta prosedur yang mengharuskan jemaah menutup pintu depan dan hanya menggunakan pintu belakang saat memasuki lokasi ibadah.

Tak hanya itu, kelompok tersebut juga mempercayai bahwa bayi yang dilahirkan oleh perempuan hamil dalam komunitas mereka merupakan “anak roh kudus”.

Keyakinan ini memperkuat pandangan masyarakat bahwa ajaran tersebut menyimpang dari norma dan ajaran agama yang umum dianut.

Menurut Kapolres Jayapura, AKBP Umar Nasate, kelompok ini telah menjalankan aktivitasnya selama kurang lebih tiga bulan di sebuah pondok yang dibangun di belakang SMA Negeri 1 Nimboran. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini dipimpin langsung oleh Frengky Monim.

Namun, pada 6 April 2025, warga dari Kampung Kobaim yang mendengar kabar tentang aktivitas mencurigakan tersebut bergerak cepat.

Kelompok pemuda kampung turun tangan dan berhasil membubarkan kegiatan keagamaan itu serta mengusir para pengikutnya dari lokasi.

Setelah pembubaran oleh warga, beberapa anggota kelompok dilaporkan melarikan diri. Termasuk di antaranya adalah Frengky Monim, yang menurut keterangan terbaru telah berpindah ke Sorong.

Kapolres menambahkan bahwa selama kegiatan kelompok tersebut berlangsung, tidak ditemukan adanya korban atau praktik yang melibatkan penipuan.

Tidak ada indikasi bahwa masyarakat yang bergabung dengan kelompok ini dipengaruhi oleh iming-iming materi ataupun janji palsu.

“Tidak ada korban. Masyarakat sekitar juga tidak dipaksa atau dijanjikan sesuatu. Aktivitas di pondok mereka juga sudah berhenti,” jelas Umar.

Sebagai upaya preventif, pihak kepolisian telah memberikan instruksi ke 12 polsek di wilayah Kabupaten Jayapura untuk meningkatkan pengawasan terhadap potensi munculnya aliran serupa.

AKBP Umar menekankan perlunya tindakan tegas guna menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. “Saya sudah minta semua kapolsek untuk langsung bertindak jika ada kejadian serupa,” tegasnya.

Kemunculan ajaran seperti ini menjadi pengingat pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga norma sosial dan keagamaan.

Kesadaran kolektif serta respons cepat aparat dinilai krusial untuk mencegah penyebaran praktik-praktik menyimpang yang dapat meresahkan lingkungan sekitar.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.