Obrolan – Sejarah sahur dan kisah sahabat Nabi yang pingsan saat berpuasa, jadi latar turunnya aturan sahur. Temukan hikmah dan pentingnya sahur bagi kesehatan dan ibadah.
Puasa Ramadan di masa awal Islam menghadirkan berbagai tantangan bagi para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Salah satu kisah yang menggambarkan kesulitan tersebut adalah pengalaman Qais bin Shirmah, seorang sahabat Rasulullah yang pingsan karena kelelahan saat berpuasa.
Kejadian ini menjadi latar belakang turunnya ayat yang memperjelas aturan makan sahur dalam Islam. Yuk, kita selami lebih dalam sejarah sahur dan kisa sahabat Nabi berikut ini.
Kisah Qais bin Shirmah: Sahabat Nabi yang Pingsan Saat Puasa
Qais bin Shirmah dikenal sebagai seorang petani pekerja keras yang menghabiskan banyak waktu di ladangnya.
Pada suatu malam setelah melaksanakan shalat Isya, ia merasa sangat lelah akibat aktivitasnya seharian. Tanpa sempat menyantap makanan, ia tertidur sebelum sempat makan sahur.
Keesokan harinya, meskipun dalam keadaan lemah, Qais tetap melanjutkan puasanya hingga waktu berbuka tiba.
Namun, karena kekurangan asupan makanan dan tenaga, tubuhnya tak mampu bertahan, dan ia pingsan sebelum sempat berbuka.
Berita tentang kejadian ini sampai kepada Rasulullah SAW, yang kemudian mendapat wahyu dari Allah SWT melalui QS Al-Baqarah ayat 187.
Ayat ini menegaskan bahwa umat Islam diperbolehkan untuk makan dan minum hingga waktu fajar, sebagai bentuk kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa.
Pentingnya Sahur dalam Menjalankan Puasa
Dari kisah Qais bin Shirmah, umat Islam dapat memahami betapa pentingnya sahur sebagai bagian dari persiapan menjalankan puasa.
Sahur tidak sekadar makan sebelum fajar, tetapi juga menjadi momen untuk mengisi energi dan menjaga daya tahan tubuh sepanjang hari.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan sahur bagi umatnya. Dalam hadis, beliau bersabda:
“Sesungguhnya pada sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Keberkahan sahur tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan, seperti menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah tubuh dari dehidrasi saat berpuasa.
Selain itu, sahur juga menjadi salah satu bentuk keringanan yang diberikan Allah SWT kepada umat-Nya.
Pada awalnya, aturan puasa bagi umat Islam sangat ketat, namun setelah peristiwa Qais bin Shirmah, Allah SWT menurunkan aturan yang lebih ringan dan fleksibel, sehingga umat Islam dapat menjalankan puasa dengan lebih mudah.
Hikmah di Balik Aturan Puasa
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa setiap aturan dalam Islam selalu memiliki hikmah dan tujuan yang baik bagi umat.
Allah SWT tidak ingin membebani hamba-Nya, tetapi justru memberikan kemudahan agar mereka bisa menjalankan ibadah dengan baik dan penuh kesadaran.
Selain itu, kisah Qais bin Shirmah juga mengajarkan pentingnya peduli terhadap sesama.
Jika melihat orang yang kesulitan dalam berpuasa, kita sebaiknya memberikan dukungan, baik berupa makanan untuk sahur maupun semangat agar mereka tetap bisa menjalankan ibadah dengan nyaman.
Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk menyeimbangkan ibadah dan kesehatan, serta memahami bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang bagaimana kita mempersiapkan diri dengan baik, termasuk melalui sahur yang cukup.
Kisah Qais bin Shirmah menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah awal puasa Ramadan. Dari kejadian ini, umat Islam belajar tentang pentingnya sahur, baik dari sisi fisik maupun spiritual.
Rasulullah SAW sendiri menekankan bahwa sahur adalah sumber keberkahan dan membantu umat Islam dalam menjalankan puasa dengan lebih baik.
Dengan memahami sejarah sahur dan hikmah di balik aturan puasa, kita dapat lebih mensyukuri kemudahan yang diberikan Allah SWT serta semakin mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah Ramadan dengan sebaik-baiknya.
Sumber: merdeka.com