Obrolan – Presiden Suriah, Ahmed Al Sharaa, serukan persatuan dan perdamaian nasional setelah kekerasan mematikan di pantai Mediterania yang menewaskan seribu orang.
Pada hari Minggu (9/3), Presiden Suriah, Ahmed Al Sharaa, mengimbau seluruh rakyat Suriah untuk menjaga persatuan nasional dan perdamaian sipil setelah kekerasan yang terjadi di sepanjang pantai Mediterania negara itu menewaskan ratusan hingga lebih dari seribu orang.
Kejadian tersebut merupakan kekerasan terburuk sejak penggulingan Presiden Suriah Bashar Al Assad.
Presiden Suriah, Al Sharaa menyampaikan seruan ini di sebuah masjid di Damaskus, menegaskan pentingnya menjaga kedamaian dan persatuan di tengah-tengah konflik yang berkepanjangan.
“Kita harus berusaha sekuat mungkin untuk menjaga persatuan nasional dan perdamaian sipil, agar kita dapat hidup berdampingan dengan damai di negara ini,” ujar Presiden Suriah Al Sharaa, seperti dilaporkan oleh AFP.
Menurut laporan dari Syrian Observatory for Human Rights, lebih dari seribu orang dilaporkan tewas dalam bentrokan sengit yang berlangsung selama dua hari pada 7-8 Maret di wilayah pesisir Suriah, termasuk kota Jableh, Baniyas, dan daerah sekitarnya.
Korban jiwa yang tercatat terdiri dari 745 warga sipil, 125 anggota pasukan keamanan Suriah, dan 148 anggota kelompok pendukung rezim Bashar Al Assad yang mayoritas berasal dari kelompok Alawite.
Rami Abdulrahman, kepala observatorium, menyebutkan bahwa kekerasan yang terjadi merupakan yang terburuk dalam 13 tahun konflik sipil Suriah, dengan banyak korban termasuk perempuan dan anak-anak.
Kementerian Dalam Negeri Suriah menyatakan pada hari Minggu (9/3) bahwa pasukan pemerintah tengah melakukan operasi penyisiran di Qadmous dan desa-desa sekitarnya di provinsi Tartus untuk membersihkan sisa-sisa kelompok yang berusaha menggulingkan rezim yang sah.
Selain itu, kantor berita Suriah, SANA, mengutip pernyataan dari Kementerian Pertahanan yang mengonfirmasi adanya bentrokan kekerasan yang masih berlangsung di Tanita, sebuah desa lain di provinsi Tartus.
Seorang fotografer AFP di Latakia melaporkan bahwa konvoi militer telah memasuki kawasan Bisnada untuk melakukan penggeledahan rumah-rumah.
Juru bicara Kementerian Pertahanan, Hassan Abdul Ghani, menyebutkan bahwa pasukan keamanan Suriah telah berhasil merebut kembali kendali atas wilayah yang sempat diserang oleh kelompok loyalis Bashar Al Assad.
Menteri Pendidikan Suriah, Nazir Al Qadri, mengumumkan bahwa sekolah-sekolah di Latakia dan Tartus akan tetap tutup pada hari Minggu dan Senin (9-10/3), sementara laporan dari SANA mengabarkan terjadinya pemadaman listrik di seluruh provinsi Latakia akibat serangan terhadap jaringan listrik oleh kelompok yang mendukung Assad.
Dalam upaya menenangkan ketegangan, SANA juga melaporkan bahwa pasukan pemerintah telah memblokir jalur menuju pantai untuk mencegah terjadinya “pelanggaran”, meskipun tidak dijelaskan siapa yang melakukan tindakan tersebut.
Direktur Keamanan Provinsi Latakia, Mustafa Kneifati, menegaskan bahwa pihak berwenang tidak akan membiarkan adanya provokasi atau upaya penargetan terhadap kelompok manapun di antara masyarakat Suriah.
Sumber: CNN