Obrolan.ID – Perplexity AI, startup kecerdasan buatan asal Amerika Serikat, kembali membuat gebrakan dengan merilis Perplexity Labs, sebuah platform inovatif berbasis AI yang dirancang untuk menangani proyek-proyek kompleks secara mandiri.
Dengan peluncuran ini, Perplexity AI menunjukkan komitmennya dalam mendobrak batasan produktivitas dan efisiensi kerja berbasis teknologi canggih.
Perplexity Labs hadir untuk menjawab kebutuhan para profesional dan pengguna individual yang ingin menyelesaikan tugas seperti pembuatan laporan, spreadsheet, grafik, hingga dasbor interaktif hanya dengan satu instruksi.
Fitur ini tersedia untuk pelanggan Pro Plan seharga $20 per bulan, baik melalui versi web, aplikasi iOS dan Android, serta akan segera tersedia di desktop untuk Mac dan Windows.
Yang membedakan Perplexity Labs dari fitur lainnya adalah kemampuannya menjalankan sesi kerja mandiri selama 10 menit atau lebih.
Platform ini mampu melakukan pencarian mendalam (deep web search), menjalankan kode, dan menghasilkan dokumen berkualitas tinggi secara otomatis.
Dalam pengumuman resminya, Perplexity AI menyatakan bahwa Labs memungkinkan pengguna mengelola berbagai proyek—mulai dari analisis keuangan, kampanye pemasaran, hingga perencanaan menu mingguan—dengan efisiensi setara tim riset profesional.
Fitur-Fitur Unggulan Perplexity Labs
Perplexity Labs didesain sebagai sistem multi-agen yang bukan hanya memberikan jawaban, tetapi juga mampu merancang alur kerja, mengeksekusi perintah, dan menyempurnakan hasil akhir.
Di antara fitur utamanya adalah:
- Kemampuan eksekusi kode otomatis untuk mengelola data, membuat grafik, dokumen, dan spreadsheet secara real-time;
- Tab Assets yang menyimpan seluruh file proyek seperti gambar, grafik, CSV, dan kode;
- Tab App untuk membangun aplikasi mini seperti slideshow, dasbor, hingga situs web tanpa perlu perangkat lunak tambahan.
Dalam sebuah contoh di blog perusahaan, Perplexity Labs berhasil berperan sebagai pimpinan firma konsultan teknologi yang menyusun daftar calon klien startup B2B berdasarkan tahapan pendanaan.
Selain menampilkan data secara terstruktur, Labs juga menyusun email perkenalan untuk CEO masing-masing perusahaan target.
Performa Setingkat Tim Profesional
Dibandingkan dengan mode Deep Research milik Perplexity AI sebelumnya—yang kini direbranding menjadi “Research”—Labs dirancang untuk tugas yang jauh lebih kompleks.
Jika Research dapat menyusun laporan dalam tiga hingga empat menit, Labs membutuhkan waktu lebih lama namun mampu memberikan hasil lebih menyeluruh dan interaktif.
Cukup dengan perintah berbasis bahasa alami, pengguna bisa menghasilkan dasbor klik-siap pakai tanpa keahlian teknis.
File yang dibuat bisa diekspor sebagai PDF, dokumen teks, atau dibagikan sebagai Perplexity Page.
Platform ini juga mendukung integrasi dengan Google Sheets dan menyertakan sumber rujukan terpercaya untuk memperkuat validitas hasil analisis.
Tantangan dan Peluang di Dunia Enterprise
Peluncuran Perplexity Labs memperkuat posisi Perplexity AI dalam persaingan teknologi AI yang semakin panas, bersaing dengan OpenAI, Anthropic (Claude), hingga Google (Gemini).
Hyoun Park, CEO Amalgam Insights, menyebut Labs sebagai “tim digital” yang mampu membawa ide menjadi produk fungsional dalam waktu singkat.
Namun, tak lepas dari tantangan. Menurut Thomas Randall dari Info-Tech Research Group, meskipun Labs unggul dalam fleksibilitas dan keterbukaan, ia belum memiliki sistem keamanan dan privasi data setingkat Microsoft Copilot atau Gemini.
Ketidakjelasan dalam asumsi data dan model pembuat aset menjadi perhatian serius di level enterprise.
Ekspansi Strategis Perplexity AI
Bersamaan dengan peluncuran Labs, Perplexity AI juga melakukan ekspansi strategis lewat integrasi dengan berbagai mitra teknologi.
Mulai dari penyematan asisten AI ke dalam ponsel Motorola, negosiasi dengan Samsung, hingga kerja sama dengan Deutsche Telekom AG untuk merilis ponsel berbasis AI pada akhir 2025.
Peluncuran Perplexity Labs juga menandai babak baru dalam perjalanan perusahaan yang dimulai dua setengah tahun lalu dengan mesin pencari jawaban, dilanjutkan dengan peluncuran Deep Research pada awal 2025, dan penyediaan API LLM di akhir tahun yang sama.
Kini, Labs diposisikan sebagai lapisan ketiga dari strategi mereka: Search untuk fakta cepat, Research untuk sintesis, dan Labs untuk produksi.
Menuju Masa Depan Perplexity AI Produktif
Langkah ini memperlihatkan bagaimana Perplexity AI berupaya merangkul pengguna profesional yang kini terbiasa menggunakan asisten digital, spreadsheet, dan platform low-code.
Dengan menyatukan seluruh alur kerja ke dalam satu platform, dan mengunci akses lewat sistem berlangganan, perusahaan memperkuat nilai eksklusifitas layanannya.
Bagi dunia bisnis, hadirnya Perplexity Labs menjadi sinyal penting tentang arah masa depan AI yang tidak hanya responsif, tapi juga proaktif dalam menyelesaikan pekerjaan secara holistik.
Namun, seperti yang diingatkan oleh para analis, adopsi teknologi ini tetap harus memperhatikan tata kelola data dan etika pemanfaatan AI secara bertanggung jawab.