Pemerintah Bahas Pembiayaan Program 3 Juta Rumah, Bank Indonesia Siapkan Insentif Rp 80 Triliun

favicon
Program 3 Juta Rumah
Menteri PKP Maruarar Sirait, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wamen Keuangan, Suahasil Nazara, Wamen BUMN Dony Oskaria, Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: detikcom

Obrolan – Pemerintah bahas pembiayaan Program 3 Juta Rumah dengan dukungan Bank Indonesia senilai Rp 80 triliun. Program ini ditujukan untuk MBR dengan fasilitas likuiditas.

Menteri Perumahan Rakyat (PKP) Maruarar Sirait (Ara) bersama Wakil Menteri BUMN Donny Oskaria, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, menggelar rapat di Kementerian Keuangan pada Kamis malam, 20 Februari 2025.

Rapat ini merupakan kelanjutan pembahasan mengenai pembiayaan untuk Program 3 Juta Rumah yang menjadi salah satu program prioritas pemerintah.

Dalam rapat tersebut, Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa Bank Indonesia mendukung program ini dengan memberikan insentif likuiditas senilai Rp 80 triliun yang akan disalurkan kepada bank-bank yang berfungsi sebagai penyalur kredit pemilikan rumah (KPR).

Dukungan ini termasuk pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang akan diterbitkan oleh Kementerian Keuangan untuk mendanai program tersebut.

“Dukungan kami datang dari pembelian SBN di pasar sekunder, yang bisa digunakan untuk mendanai berbagai program perumahan, termasuk Program 3 Juta Rumah,” ujar Perry.

Sementara itu, Maruarar Sirait (Ara) mengungkapkan bahwa meskipun jumlah SBN yang disepakati telah besar, pihaknya belum dapat mengungkapkan angka pasti yang terlibat dalam pembiayaan tersebut.

Ara menekankan pentingnya koordinasi dengan Bank Indonesia dalam mempersiapkan pembiayaan likuiditas yang akan memberikan dampak besar pada sektor properti, khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Pembiayaan ini merupakan terobosan besar bagi sektor properti. Kami sudah berkali-kali berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia untuk memastikan kelancaran proses ini,” kata Ara.

Ara menambahkan bahwa hasil rapat ini akan segera dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto dan kemudian diteruskan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mendapatkan persetujuan lebih lanjut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyoroti berbagai instrumen fiskal yang telah disiapkan untuk mendukung program perumahan, seperti fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang disalurkan melalui BP Tapera.

FLPP ini disubsidi oleh APBN dan ditujukan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar bisa membeli rumah dengan bunga yang rendah.

“Selain itu, kami juga berencana untuk meningkatkan kemampuan MBR membeli rumah melalui penerbitan SBN perumahan yang akan dialokasikan untuk pembiayaan MBR,” jelas Sri Mulyani.

Rapat tersebut turut dihadiri oleh Wamen Keuangan Suahasil Nazara, Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun, serta pejabat terkait lainnya.

Ara juga mengungkapkan bahwa pertemuan berikutnya akan digelar pada sore hari untuk melanjutkan pembahasan terkait pembiayaan Program 3 Juta Rumah, yang akan melibatkan Bank Indonesia, OJK, serta perwakilan dari Kementerian BUMN dan PKP.

“Rapat ini akan terus berlangsung untuk memastikan seluruh prosedur dan detail teknis siap. Kami berharap bisa segera mengumumkan hasilnya,” tutup Ara dikutip dari detikcom.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.