Pemecatan Novi Citra Indriyati dari SD IT Mutiara Hati: Kontroversi dan Reaksi Sosial

favicon
Pemecatan Novi Citra Indriyati

Obrolan Belakangan ini, kabar mengenai pemecatan Novi Citra Indriyati, vokalis band Sukatani yang juga berprofesi sebagai guru, menjadi viral di media sosial.

Kejadian ini langsung memicu berbagai reaksi, tidak hanya dari masyarakat umum, tetapi juga dari lembaga pendidikan dan organisasi profesi guru.

Pemberitaan tentang Novi Citra Indriyati semakin ramai setelah band punk asal Purbalingga, Sukatani, mengunggah video permintaan maaf kepada Polri dan menarik lagu mereka yang berjudul “Bayar Bayar Bayar”.

Selain itu, kabar mengenai pemecatan Novi Citra Indriyati pun mencuat bersamaan dengan peristiwa tersebut.

Latar Belakang Pemecatan Novi Citra Indriyati

Novi Citra Indriyati, yang dikenal dengan nama panggung Twister Angel, tidak hanya aktif dalam dunia musik, tetapi juga berprofesi sebagai guru.

Sejak 2020, Novi mengajar di SD Islam Terpadu Mutiara Hati di Purwareja Klampok, Banjarnegara, Jawa Tengah, sebagai guru kelas 4.

Namun, pada 6 Februari 2025, Novi Citra Indriyati resmi diberhentikan dari pekerjaannya oleh pihak sekolah.

Keputusan ini diambil setelah pihak sekolah menilai bahwa Novi telah melanggar kode etik yang berlaku di lingkungan pendidikan.

Kepala SD IT Mutiara Hati, Eti Endarwati, menjelaskan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh Novi adalah terkait dengan syariat Islam, yang menurut sekolah, terbuka auratnya.

Pelanggaran tersebut pertama kali diketahui oleh pihak sekolah melalui media sosial pada awal Februari.

Karena dianggap sebagai pelanggaran berat, pemberhentian dilakukan tanpa peringatan sebelumnya.

Tanggapan Pihak Sekolah Terhadap Pemecatan Novi

Eti Endarwati, selaku kepala sekolah, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak pernah melarang Novi untuk berkesenian.

“Kami tidak pernah melarang guru untuk bereskpresi, tetapi harus tetap memperhatikan aturan yang ada,” ujarnya.

Pihak sekolah mengakui bahwa Novi memiliki aktivitas bermusik di luar jam mengajar, dan hal itu tidak menjadi masalah selama dilakukan dengan tetap menjaga norma dan etika yang berlaku, terutama dalam konteks agama dan syariat Islam.

Namun, Eti menegaskan bahwa pelanggaran terkait aurat adalah masalah serius, yang membuat pihak sekolah harus bertindak tegas.

“Kami merasa kehilangan Novi sebagai guru, namun kami tetap harus mengikuti aturan yang ada,” tambah Eti.

Novi sendiri mengungkapkan bahwa ia sudah menduga akan ada keputusan seperti ini setelah pihak sekolah mengetahui aktivitas pribadinya di luar pekerjaan.

Kontroversi Pemecatan di Dunia Pendidikan

Pemecatan Novi menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengecam keputusan tersebut dan menilai pemecatan tersebut sebagai bentuk sewenang-wenang.

Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti, menegaskan bahwa pemecatan seorang guru di sekolah swasta harus tetap merujuk pada ketentuan yang berlaku, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Menurut Retno, pemecatan tersebut berpotensi melanggar hak Novi sebagai warga negara yang dijamin konstitusi untuk berekspresi dan berkarya.

FSGI juga menyoroti bahwa setiap guru, termasuk Novi, berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam menjalankan profesinya, terlepas dari aktivitas mereka di luar sekolah.

“Pemecatan ini jelas menunjukkan ketidakadilan dan diduga kuat melanggar peraturan perundangan yang ada,” tambah Retno.

FSGI juga meminta Kementerian Pendidikan dan Dinas Pendidikan setempat untuk melakukan pembelaan terhadap Novi dan memastikan bahwa hak-haknya sebagai guru dilindungi.

Mereka juga mendesak agar polisi memberikan perlindungan tanpa adanya tekanan terhadap Novi dalam menyikapi kontroversi ini.

Video Permintaan Maaf Sukatani dan Penarikan Lagu “Bayar Bayar Bayar”

Sebelum kabar pemecatan ini mencuat, Novi Citra Indriyati dan rekannya di Sukatani, Muhammad Syifa Al Lufti (Alectroguy), membuat video permintaan maaf yang diunggah melalui akun Instagram resmi band mereka pada Kamis (20/2/2025).

Dalam video tersebut, Novi dan Alectroguy mengungkapkan permohonan maaf kepada Kapolri dan seluruh institusi Polri atas lagu mereka yang berjudul “Bayar Bayar Bayar”.

Lagu tersebut sempat viral karena dianggap menghina polisi dengan liriknya yang menyebutkan kata “bayar polisi”.

Menurut Novi, lagu tersebut diciptakan sebagai bentuk protes terhadap oknum polisi yang dianggap melanggar peraturan.

Namun, setelah mendapat perhatian dari berbagai pihak, Sukatani memutuskan untuk menarik lagu tersebut dan meminta semua orang yang telah mengunggah atau membagikan lagu tersebut untuk menghapusnya.

Dampak Kontroversi Terhadap Karier Novi Citra Indriyati

Pemecatan Novi Citra Indriyati dari sekolah dan kontroversi terkait lagu Sukatani memunculkan sejumlah pertanyaan tentang batasan kebebasan berekspresi, terutama bagi seorang guru yang memiliki dua peran besar dalam kehidupan masyarakat: sebagai pendidik dan sebagai individu dengan hak untuk berkarya.

Kasus ini menjadi sorotan luas mengenai bagaimana kebijakan sekolah seharusnya dapat mempertimbangkan keseimbangan antara norma agama, kebebasan individu, serta hak asasi manusia.

Sampai saat ini, pihak sekolah mengungkapkan bahwa hubungan dengan Novi tetap baik, meskipun ia sudah tidak bekerja di sana lagi.

Namun, ini menjadi sebuah peringatan bagi para pendidik lainnya untuk lebih berhati-hati dalam menjaga citra diri di ruang publik, terutama dalam konteks sosial dan budaya yang berkembang pesat.

Sumber: Kompas

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.