Obrolan – Pasar kripto mengalami tekanan hebat dalam tujuh hari terakhir, menyebabkan harga berbagai aset digital anjlok secara signifikan.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada 2 Maret 2025 pukul 06:11 WIB, Bitcoin (BTC) turun 11,1%, sementara Ethereum (ETH) merosot 20,5%, dan Cardano (ADA) jatuh 14,3%.
Penurunan tajam ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, mulai dari ketidakpastian regulasi, isu keamanan, hingga tekanan makroekonomi.
3 Faktor Penyebab Kejatuhan Bitcoin dan Pasar Kripto
Berdasarkan laporan Finance Magnates, berikut tiga faktor utama yang memicu kejatuhan pasar kripto dalam sepekan terakhir:
1. Ketidakpastian Regulasi dan Kebijakan
Kekecewaan investor terhadap lambatnya kebijakan pro-kripto di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump menjadi salah satu pemicu pelemahan pasar.
Selain itu, mata uang kripto yang sebelumnya didukung oleh Trump dan beberapa tokoh politik lainnya mengalami penurunan signifikan. Fenomena ini paling terlihat pada memecoin yang mencatat kerugian besar dalam beberapa hari terakhir.
2. Isu Keamanan: Peretasan Bursa Kripto Bybit
Kepercayaan investor semakin goyah setelah terjadi peretasan besar senilai US$1,5 miliar terhadap bursa kripto Bybit. Serangan siber ini meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan aset digital, sehingga banyak investor memilih menarik dana mereka dari pasar kripto.
3. Faktor Makroekonomi dan Penguatan Dolar AS
Situasi ekonomi global yang tidak menentu turut memperburuk kondisi pasar kripto. Beberapa faktor yang memperparah tekanan di antaranya:
- Ancaman tarif baru dari Presiden Trump, yang meningkatkan volatilitas pasar.
- Harga Bitcoin turun ke US$87.000 pada 25 Februari, level terendah dalam tiga bulan terakhir.
- Penguatan dolar AS sejak Desember, yang membuat aset berisiko seperti kripto kurang menarik bagi investor.
- Pelemahan di pasar saham, termasuk saham Tesla yang anjlok di bawah level psikologis US$300 dan turun di bawah 200 EMA, menambah ketidakpastian di kalangan investor.
Arus Keluar Dana dari ETF Bitcoin Spot Capai Miliaran Dolar
Data dari Farside Investors menunjukkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, terjadi outflow besar-besaran pada ETF Bitcoin Spot.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia Research, aksi jual besar-besaran (net sell) terjadi secara berturut-turut sejak 18 Februari hingga 27 Februari 2025, dengan total dana keluar mencapai US$3,26 miliar.
Investor Khawatir Dampak Tarif Trump
Salah satu faktor utama yang mendorong aksi jual di pasar kripto adalah kebijakan tarif impor baru dari Presiden Trump terhadap barang-barang dari negara mitra dagang utama AS, termasuk Meksiko, Kanada, China, dan Uni Eropa.
Negara-negara tersebut diperkirakan akan membalas dengan memberlakukan tarif serupa terhadap barang-barang asal AS, yang berpotensi memicu perang dagang besar-besaran. Akibatnya, harga konsumen dapat meningkat, inflasi melonjak, dan daya beli masyarakat menurun.
Ketika kondisi ekonomi global memburuk, investor cenderung menghindari aset berisiko seperti kripto dan lebih memilih instrumen yang lebih stabil, seperti obligasi pemerintah atau emas.