Mengenal Ayesha Farooq, Pilot Tempur Perempuan Pertama di Pakistan

favicon
Ayesha Farooq Pilot Tempur Pakistan

Obrolan.ID – Dengan balutan hijab hijau zaitun yang menyembul dari balik helmnya, Ayesha Farooq tersenyum penuh percaya diri saat ditanya bagaimana rasanya menjadi satu-satunya perempuan pilot tempur aktif di Pakistan.

Sosoknya mencuri perhatian dunia, terlebih ketika video dirinya beredar luas di media sosial, disertai kabar bahwa ia berhasil menjatuhkan jet tempur Rafale milik India dalam sebuah operasi malam hari, meski belum ada konfirmasi resmi dari militer Pakistan terkait klaim tersebut.

Berpangkalan di Mushaf, kota Sargodha, Ayesha Farooq merupakan satu dari 19 perempuan yang telah lulus sebagai pilot Angkatan Udara Pakistan selama satu dekade terakhir.

Namun, hanya dirinya yang telah menyelesaikan pelatihan tempur penuh dan siap diterjunkan ke medan perang. Sementara lima lainnya masih dalam tahap pelatihan lanjutan.

“Kami melakukan misi yang sama dengan para pria, termasuk latihan pengeboman presisi. Tidak ada perbedaan,” ujar Farooq kepada media lokal, seperti dikutip dari Dawn.

Ia melihat perubahan positif dalam masyarakat Pakistan terkait peran perempuan di dunia militer. Ancaman terorisme, konflik sektarian, dan ketegangan geopolitik membuat keterlibatan perempuan dalam sistem pertahanan menjadi semakin penting.

Perjalanan Ayesha Farooq tidaklah mudah. Ia sempat berselisih dengan ibunya yang janda dan tidak berpendidikan ketika menyatakan keinginannya masuk angkatan udara.

Di masyarakat konservatif seperti Pakistan, perempuan kerap tidak diperkenankan bercita-cita tinggi, apalagi menjadi pilot jet tempur. Namun Farooq membuktikan bahwa dengan tekad dan kemampuan, batasan-batasan sosial bisa diterobos.

“Awalnya keluarga besar saya tidak menyetujui keputusan itu, tapi saya terus meyakinkan mereka. Kini, justru mereka bertanya bagaimana agar anak perempuan mereka bisa ikut jejak saya,” katanya dalam wawancara bersama penulis Bina Shah, yang juga menulis tentang kisah hidupnya.

Farooq besar dalam keluarga tanpa sosok ayah, yang meninggal ketika ia masih kecil. Ibunya membesarkan dua anak perempuan seorang diri dalam situasi yang penuh tantangan.

Inspirasi hidup Farooq datang dari ayahnya, seorang dokter yang dikenal berdedikasi tinggi melayani masyarakat. Ketidakhadiran ayahnya menjadi alasan kuat baginya untuk mengambil peran sebagai pelindung keluarga.

Kini, Ayesha Farooq menjadi simbol kemajuan perempuan di Pakistan, terutama dalam sektor militer yang dulunya sangat maskulin.

Ia tergabung dalam Skuadron 20, yang memiliki 25 pilot termasuk dirinya, dan menerbangkan jet tempur F-7PG buatan China.

Komandan skuadronnya, Nasim Abbas, menyatakan bahwa pandangan masyarakat terhadap perempuan pilot mulai bergeser. Dulu dianggap tabu, kini semakin banyak perempuan yang tertarik mengikuti jejaknya.

“Saat ini sudah ada sekitar 4.000 perempuan yang bergabung di angkatan bersenjata Pakistan, meskipun sebagian besar bekerja di bidang medis atau administratif,” kata Abbas. Ia menyebut bahwa hanya segelintir dari mereka yang bertugas di lini tempur atau satuan elite antiteror.

Rekan-rekan prianya, menurut pengakuan Farooq dan Shah, kini memperlakukannya setara. Bahkan, ketika wartawan bertanya soal “rekan kerja perempuan”, para pilot pria tampak bingung. “Siapa perempuan? Di sini semua adalah perwira, tidak ada perlakuan berbeda,” ujar salah satu dari mereka.

Meski begitu, Bina Shah menekankan bahwa Pakistan masih menghadapi tantangan besar dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Meskipun pernah memiliki kepala negara perempuan, sistem hukum dan perlindungan bagi perempuan masih jauh dari sempurna.

Namun, kisah Ayesha Farooq menjadi contoh nyata bahwa perubahan sedang terjadi. Perempuan Pakistan kini mulai berani menembus batas-batas peran tradisional.

“Perubahan besar sedang berlangsung. Hal-hal yang dulu tidak pernah dibahas kini menjadi topik utama. Saya optimis melihat generasi baru perempuan yang lebih berani dan berdaya,” ujar Shah dengan penuh harapan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.