Obrolan.ID – Sosok Addin Jauharuddin, Ketua GP Ansor yang kini menjadi sebagai Komisari di Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi topik perbincangan publik.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melakukan perombakan susunan komisarisnya dengan melibatkan sejumlah tokoh dari organisasi masyarakat Islam.
Salah satu nama yang mencuri perhatian dalam struktur baru ini adalah Addin Jauharuddin, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) untuk periode 2024–2029.
Organisasi ini merupakan badan semi otonom dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan dikenal luas melalui sayapnya yang bersifat semi-militer, yaitu Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
Dalam perjalanan karier organisasinya, Addin Jauharuddin dikenal aktif menggerakkan berbagai kegiatan di lingkungan Nahdlatul Ulama sejak masa mahasiswa.
Ia sempat menduduki posisi sebagai Ketua Bidang Pengkaderan di Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) pada 2008 hingga 2010.
Kemudian, pada 2011–2013, ia dipercaya memimpin PB PMII sebagai Ketua Umum. Di GP Ansor, rekam jejaknya juga terbilang panjang, mulai dari Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Ekonomi pada 2018, berlanjut menjadi Ketua Bidang Ekonomi dan Bendahara Umum pada 2022.
Selain kiprah organisasional, Addin Jauharuddin juga dikenal produktif menulis. Salah satu karya bukunya yang mencuri perhatian berjudul Awas Digulung Arus Sejarah, yang menelaah secara mendalam berbagai pemikiran strategis Presiden Joko Widodo selama dua periode kepemimpinannya dari tahun 2014 hingga 2024.
Buku tersebut mengulas capaian penting dalam pembangunan nasional, termasuk proyek infrastruktur besar-besaran, hilirisasi industri, penguatan ekonomi digital, pengelolaan bonus demografi, hingga promosi budaya nasional.
Dikutip dari laporan Harian Kompas, isi buku itu diambil dari berbagai pidato resmi, sambutan kenegaraan, serta diskusi publik yang disampaikan Presiden Jokowi dalam berbagai forum, baik domestik maupun internasional, sejak 2014 hingga 2023.
Lewat karya itu, Addin berusaha menyajikan narasi tentang bagaimana visi Indonesia maju dibentuk melalui kebijakan konkret.
Tak hanya itu, Addin juga menulis buku Menggerakkan Nahdlatut Tujjar, yang mengangkat semangat pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pendekatan khas Nahdlatul Ulama. Buku ini menekankan pentingnya kebangkitan ekonomi berbasis komunitas dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional.
Sebelum dipercaya menjadi bagian dari jajaran komisaris BSI, Addin juga pernah mengemban peran strategis di beberapa perusahaan BUMN.
Ia tercatat sebagai komisaris di PT Pos Indonesia, PT Garam, dan PT Waskita Karya. Pengalaman tersebut memperkuat kompetensinya dalam mengawal arah kebijakan perusahaan-perusahaan milik negara.
Dengan latar belakang kuat di organisasi kepemudaan Islam dan pengalaman di dunia profesional, kehadiran Addin di BSI mencerminkan sinergi antara idealisme kepemudaan, nilai-nilai keagamaan, dan peran strategis dalam industri keuangan syariah nasional.