Mengatur YouTube Kids agar Aman bagi Anak

Avatar photo
YouTube Kids

Obrolan.id – Pelajari cara mengatur YouTube Kids agar aman bagi anak, menghindari konten tidak sesuai, dan tips pengawasan orang tua untuk pengalaman yang lebih aman.

YouTube Kids adalah aplikasi gratis yang diciptakan oleh YouTube untuk menyediakan konten yang ramah anak.

Meskipun bertujuan untuk menjadi pilihan aman bagi anak-anak, aplikasi ini sering menimbulkan kekhawatiran orang tua.

Masalah utama yang muncul adalah fitur auto-play dan sistem penyaringan yang dianggap kurang efektif dalam melindungi anak-anak dari konten yang tidak sesuai.

Konten yang ramah anak tidak hanya terbatas pada video animasi atau kartun. Alur cerita dan visual yang disajikan juga harus sesuai dengan usia anak dan tidak memberikan stimulasi berlebihan.

Bagaimana sebenarnya tingkat keamanan YouTube Kids bagi anak-anak? Berikut adalah beberapa penjelasan dari para ahli mengenai hal ini.

Kekhawatiran Orang Tua Tentang YouTube Kids

Dr. Shilpa, seorang dokter anak dan ibu dari tiga anak yang dikenal di Instagram, berbagi keprihatinannya tentang kurangnya pengawasan dalam aplikasi YouTube Kids.

Ia menekankan pentingnya pengaturan manual oleh orang tua sebelum membiarkan anak-anak menggunakan aplikasi ini. Tanpa pengaturan yang tepat, konten yang tidak cocok untuk anak-anak bisa saja ditonton.

Di kolom komentar unggahan Dr. Shilpa, banyak orang tua lain yang membagikan pengalaman serupa. Salah satu orang tua menyatakan, “Kami mencoba YouTube Kids selama pandemi, namun kontennya aneh dan terasa terlalu banyak campur tangan. Kami akhirnya beralih ke platform lain.”

Sementara itu, seorang orang tua lainnya mengatakan, “Saya menghapus YouTube Kids setelah anak saya menonton video kucing, hanya untuk menemukan konten yang sangat tidak sesuai ketika saya kembali.”

Pada 2023, muncul laporan tentang episode palsu dari serial Bluey yang beredar di internet. Episode-episode ini menampilkan karakter yang sangat mirip dengan versi aslinya, tetapi dengan alur cerita yang jauh dari nilai-nilai positif yang biasa disampaikan oleh Bluey.

Beberapa episode menunjukkan perilaku tidak pantas, seperti karakter yang berpura-pura sakit atau makan kotoran. Hal serupa juga ditemukan dalam karakter Wolfoo, tiruan dari Peppa Pig, yang sering menampilkan perilaku negatif.

Banyak orang tua juga mengeluhkan konten YouTube Kids yang dianggap merusak otak anak-anak karena menampilkan video berulang-ulang tanpa nilai edukatif, seperti video unboxing mainan.

Mengapa Hal Ini Terjadi?

Titania Jordan, penulis buku Parental Control dan Chief Parent Officer di Bark Technologies, menjelaskan bahwa para kreator di YouTube Kids dapat menandai videonya sebagai “untuk anak-anak” jika memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh YouTube.

Namun, meskipun pelanggaran berulang bisa menyebabkan penangguhan atau pemblokiran saluran, banyak kreator yang berhasil menghindari aturan dengan menggunakan kata kunci populer dan gambar mini yang tampak aman.

“Konten yang dikategorikan untuk anak-anak sering kali bergantung pada pelaporan diri dari kreator. Jika mereka tidak jujur atau salah dalam memberi label pada video mereka, YouTube Kids akan menganggap konten tersebut aman, kecuali ada laporan dari pengguna yang membuktikan sebaliknya,” jelas Jordan.

YouTube Kids mengandalkan teknologi pembelajaran mesin untuk menyaring video, tetapi karena jumlah unggahan yang sangat banyak setiap hari, tidak semua video dapat dipantau secara real-time oleh moderator manusia.

Ini memungkinkan konten yang bermasalah untuk lolos hingga ada laporan atau tanda yang menunjukkan masalah.

Dampak Negatif Konten yang Tidak Terawasi

Kim Van Dusen, seorang terapis keluarga, memperingatkan bahwa banyak orang tua mengira YouTube Kids sepenuhnya aman karena desain dan pemasarannya yang menarik.

Namun, meskipun ada kontrol orang tua, beberapa video yang tampak tidak berbahaya dapat memberikan contoh perilaku buruk yang bisa ditiru oleh anak-anak.

Selain itu, konsumsi media yang berlebihan tanpa pengawasan dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti gangguan suasana hati, kualitas tidur yang buruk, masalah di sekolah, hingga kecemasan dan depresi.

Tanpa batasan yang jelas, waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar juga meningkatkan risiko perundungan siber, paparan pornografi, serta konten yang tidak sesuai dengan usia mereka.

Titania Jordan setuju dengan pernyataan ini, dan menambahkan bahwa meskipun YouTube Kids bertujuan menyaring konten yang tidak pantas, masih ada kemungkinan beberapa video dapat melewati filter.

Video dengan karakter ramah anak atau kata kunci populer bisa menyembunyikan isi yang mengganggu, fenomena yang dikenal dengan istilah “Elsagate.” Selain itu, video yang diberi label “edukatif” tidak selalu dibuat oleh tenaga pendidik yang berkompeten.

Solusi untuk Orang Tua

Dr. Shilpa menyarankan beberapa langkah yang dapat diambil orang tua untuk mengatur konten yang ditonton anak-anak di YouTube Kids:

  1. Buat akun YouTube Kids.
  2. Masuk ke pengaturan aplikasi.
  3. Setel kode sandi atau pilih soal matematika untuk melindungi pengaturan.
  4. Pilih profil anak dan sesuaikan pengaturan.
  5. Tambahkan video atau saluran yang sudah disetujui.

Selain itu, Titania Jordan menyarankan agar orang tua menggunakan fitur pengaturan orang tua di YouTube Kids untuk memblokir video atau saluran tertentu, mengatur batas waktu menonton, dan menyesuaikan pengaturan berdasarkan usia anak.

Membuat daftar putar yang dikurasi oleh pendidik atau institusi terkenal juga bisa membantu mengurangi paparan terhadap konten yang tidak sesuai.

Dengan pengawasan yang lebih aktif dari orang tua, YouTube Kids bisa menjadi aplikasi hiburan yang lebih aman bagi anak-anak. Namun, tetap diperlukan kewaspadaan untuk meminimalisir risiko paparan konten yang tidak pantas.

Sumber: Parapuan

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.