Obrolan.ID – Libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan perayaan Hari Raya Waisak 2025 menjadi momen yang dimanfaatkan ribuan wisatawan untuk melepas penat.
Salah satu destinasi favorit yang ramai dikunjungi adalah Kepulauan Seribu, wilayah eksotis yang berada di utara Jakarta dan dikenal dengan pesona alam lautnya yang memukau.
Data dari Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sudin Parekraf) Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa pada Sabtu (10/5) saja, sebanyak 5.958 wisatawan telah menginjakkan kaki di kawasan tersebut.
Mereka berasal dari berbagai latar belakang, baik wisatawan lokal maupun mancanegara, yang datang melalui beberapa titik keberangkatan utama di Jakarta dan sekitarnya.
“Jumlah wisatawan yang datang diperkirakan akan terus bertambah, mengingat libur panjang Waisak masih berlangsung. Ini adalah sinyal positif bagi dunia pariwisata di Kepulauan Seribu,” ujar Kepala Sudin Parekraf Kepulauan Seribu, Sonti Pangaribuan, saat ditemui di Jakarta pada Minggu (11/5).
Wisatawan yang datang tak hanya berkunjung ke pulau-pulau berpenghuni, tetapi juga menikmati kenyamanan di pulau-pulau resort.
Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau Harapan, hingga Pulau Macan termasuk dalam daftar destinasi favorit karena menawarkan pengalaman yang beragam, mulai dari snorkeling, diving, hingga relaksasi di pantai yang tenang.
“Beberapa wisatawan memilih tinggal di homestay milik warga, sementara yang lainnya memilih resort eksklusif. Ini tentu sangat berdampak pada ekonomi lokal,” tambah Sonti.
Distribusi wisatawan dari berbagai dermaga juga cukup merata. Dari total hampir 6.000 pengunjung, 3.418 orang berangkat dari Muara Angke, 1.387 dari Dermaga Marina Ancol, 1.012 dari Tanjung Pasir, dan 141 dari Cituis.
Angka ini menunjukkan meningkatnya minat masyarakat terhadap liburan bahari yang dekat, murah, dan tetap menyegarkan.
Lonjakan wisatawan di akhir pekan ini menjadi angin segar bagi para pelaku usaha kecil dan menengah di kawasan Kepulauan Seribu.
Dari penyewaan alat snorkeling, penyedia jasa transportasi laut, pemandu wisata, hingga penjual makanan khas laut, semua merasakan manfaat dari meningkatnya kunjungan.
Sonti menyebutkan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu penopang utama ekonomi di Kepulauan Seribu. Maka dari itu, setiap momen liburan menjadi peluang emas untuk mendongkrak pendapatan masyarakat setempat.
“Kami berharap tren positif ini berlanjut. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, masyarakat bisa semakin berdaya, dan sektor pariwisata akan tumbuh lebih sehat,” jelasnya.
Akses menuju Kepulauan Seribu kini semakin mudah, dengan berbagai pilihan transportasi laut yang bisa disesuaikan dengan anggaran dan preferensi wisatawan.
Dermaga Kali Adem, misalnya, menyediakan kapal kayu tradisional dengan tarif ekonomis sekitar Rp50 ribu hingga Rp80 ribu per orang.
Alternatif lainnya adalah kapal Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang menawarkan tarif mulai dari Rp44 ribu hingga Rp74 ribu.
Bagi wisatawan yang menginginkan perjalanan yang lebih cepat dan nyaman, Dermaga Marina Ancol menyediakan kapal cepat dengan tarif berkisar antara Rp175 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung pulau tujuan.
Sebagai destinasi yang hanya berjarak sekitar 1–2 jam dari daratan ibu kota, Kepulauan Seribu menjadi pilihan cerdas untuk liburan singkat namun berkesan.
Keindahan bawah laut, udara segar tanpa polusi, serta keramahan masyarakat lokal membuatnya selalu dirindukan para pelancong.
Libur Waisak kali ini membuktikan bahwa Kepulauan Seribu masih menjadi magnet wisata utama bagi warga Jakarta dan sekitarnya.
Dengan dukungan infrastruktur yang semakin baik dan promosi yang konsisten, Kepulauan Seribu diyakini akan terus berkembang sebagai destinasi unggulan bahari di Indonesia.