Obrolan.id – Sultan Palembang Darussalam, YM Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Muhammad Fauwas Diradja, mengambil sikap tegas setelah konten viral Willie Salim memasak rendang di Palembang memicu kegaduhan.
Sultan Palembang Fauwas menilai aksi tersebut merusak citra warga Palembang dan menyebabkan keresahan di masyarakat.
Melalui akun Instagram resmi Kesultanan Palembang, Sultan Fauwas menyampaikan maklumat yang meminta Willie Salim memberikan klarifikasi secara terbuka dan meminta maaf langsung kepada warga Palembang.
Namun, Sultan Palembang menegaskan bahwa permintaan maaf tidak cukup hanya dilakukan lewat media sosial. “Permintaan maaf harus disampaikan dalam rapat adat Kesultanan Palembang Darussalam,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sultan Palembang Fauwas mengharuskan Willie Salim menjalani prosesi adat tepung tawar sebagai bentuk penyelesaian sesuai dengan tradisi Melayu Palembang, yang tertulis dalam Undang-Undang Simbur Cahaya.
Sultan Palembang juga meminta agar seluruh video yang menampilkan aksi memasak dan makan rendang di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang segera dihapus dari berbagai platform media sosial.
“Semua video yang menghina dan merusak citra Palembang harus dicabut dari media sosial seperti YouTube, Instagram, Facebook, dan lainnya,” tambahnya.
Sultan juga menyatakan dukungannya terhadap masyarakat Palembang yang ingin membawa kasus ini ke ranah hukum jika Willie Salim tidak memenuhi permintaan tersebut.
Sultan tidak main-main dengan keputusan ini, dan ia menegaskan bahwa jika Willie Salim tidak mengindahkan maklumat tersebut, maka ia akan diharamkan datang ke Palembang seumur hidup.
“Atas nama Kesultanan Palembang Darussalam, saya menyatakan Willie Salim diharamkan datang ke Palembang,” pungkas Sultan Fauwas.
Kontroversi ini juga mendapat perhatian dari Ustaz Abdul Somad (UAS), yang mengingatkan pentingnya menjaga martabat warga Palembang.
Saat menghadiri Tabligh Akbar di Benteng Kuto Besak, UAS menegaskan bahwa warga Palembang harus menjaga kehormatan diri dan tidak merusak citra daerah hanya demi konten.
UAS juga mengkritik teknis memasak rendang yang dilakukan Willie Salim. Menurutnya, memasak rendang dalam jumlah besar memerlukan waktu lama dan api besar, dan jika proses tersebut tidak dilakukan dengan benar, maka hasilnya tidak akan maksimal.
“Rendang itu minimal dimasak empat jam, apalagi jika jumlahnya sampai 200 kilogram, butuh api besar,” kata UAS.
Kontroversi ini berawal pada 20 Maret 2025, ketika Willie Salim mengunggah video memasak rendang dalam jumlah besar untuk berbuka puasa bersama warga Palembang.
Dalam acara tersebut, Willie membeli seekor sapi seharga Rp 50 juta untuk dijadikan rendang dan membagikannya secara gratis.
Meskipun warga sangat antusias, hingga pukul 19.00 rendang belum matang. Anehnya, ketika Willie meninggalkan lokasi sejenak untuk ke toilet, rendang yang masih dalam proses memasak tiba-tiba habis diserbu warga.
Video tersebut memperlihatkan kondisi wajan kosong meski ada petugas kepolisian yang berjaga. Konten ini langsung menuai kontroversi dan memicu reaksi keras dari Kesultanan Palembang dan tokoh masyarakat lainnya.