Obrolan.ID – Sedang viral di media sosial sebuah video merekam kegiatan karnaval sound horeg di Bondowoso telan korban akibat tertimpa box sound system.
Karnaval sound horeg di Desa Sumber Anyar, Kecamatan Jambisari Darussholah, Kabupaten Bonodowo, Jawa Timur memakan korban setelah sebuah perangkat sound system berukuran besar tumbang dan menimpa penonton.
Peristiwa nahas ini terjadi pada Minggu (18/5) siang dalam rangkaian acara imtihan yakni perayaan akhir tahun yang digelar oleh lembaga pendidikan setempat.
Dua orang menjadi korban dalam insiden tersebut, yaitu Nadia Friska (17) asal Desa Penanggungan, Kecamatan Maesan, dan seorang anak laki-laki bernama Firmansyah (9), warga Desa Pucang Anom, Jambisari Darussholah.
Momen detik-detik perangkat sound roboh tersebut sempat terekam dalam sebuah video amatir dan kini viral di berbagai media sosial.
Dalam tayangan tersebut, terlihat kepanikan warga saat kedua korban langsung dievakuasi menggunakan sepeda motor. Namun hingga kini, kondisi terkini korban masih belum diumumkan secara resmi oleh pihak berwenang.
Kapolsek Jambisari Darussholah, Iptu Sumanto, saat dikonfirmasi membenarkan terjadinya insiden tersebut.
Ia menjelaskan bahwa karnaval tersebut merupakan bagian dari kegiatan tradisional tahunan. “Iya, itu acara imtihanan. Kejadiannya sekitar siang tadi,” jelas Sumanto.
Ia menambahkan, begitu insiden terjadi, korban segera dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, tidak dijelaskan secara detail mengenai luka yang dialami oleh keduanya.
Insiden ini kembali memicu perdebatan tentang keamanan pelaksanaan karnaval sound horeg di Bondowoso, yang belakangan menjadi tren di berbagai daerah.
Sebelumnya, pihak Polres Bondowoso sempat melarang pelaksanaan “Bondowoso Horeg Adventure”, sebuah ajang pertunjukan sound horeg yang lebih terorganisir dan dipadukan dengan penampilan DJ.
Namun acara tersebut akhirnya tetap digelar di lapangan terbuka setelah berkoordinasi dengan pihak Yonif 514.
Menanggapi insiden di Jambisari, Ketua Pelaksana Bondowoso Horeg Adventure sekaligus pegiat komunitas sound horeg, Affan Oebaidillah, menyampaikan keprihatinannya.
Ia menyesalkan terjadinya pembiaran terhadap kegiatan karnaval di jalan umum tanpa pengawasan.
“Sejak awal saya sudah berkali-kali menyampaikan ke aparat bahwa yang harus dilarang adalah karnaval sound, sound horeg di jalan raya, serta pargoy saat acara imtihan. Bukan event seperti kami yang dilaksanakan di tempat aman dan tertutup,” ujar Affan.
Menurutnya, Bondowoso Horeg Adventure justru menjadi bentuk solusi untuk menyalurkan kreativitas anak muda dan antusiasme masyarakat terhadap sound horeg secara tertib dan aman.
“Hal seperti yang terjadi di Sumberanyar sangat kami sayangkan. Tidak adanya kehadiran aparat saat acara itulah yang memperbesar risiko. Semestinya ada pengawasan ketat agar peristiwa tragis seperti ini bisa dihindari,” pungkasnya.
Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak agar lebih memperhatikan aspek keselamatan dalam setiap penyelenggaraan acara hiburan, terutama yang melibatkan peralatan berukuran besar dan keramaian publik.