Obrolan – Kantor Polres Tarakan, Kalimantan Utara, menjadi lokasi terjadinya penyerangan oleh sekitar 20 orang yang diduga sebagai anggota TNI pada Senin (24/2/2025) malam.
Kejadian ini mengakibatkan sejumlah kerusakan pada fasilitas kantor dan beberapa anggota polisi mengalami luka-luka. Penyebab dan latar belakang insiden ini hingga kini masih dalam penyelidikan oleh pihak berwenang.
Kronologi Penyerangan
Peristiwa penyerangan dimulai pada sekitar pukul 23.00 WITA, saat sebuah truk hijau berhenti di sudut Jalan Yos Sudarso, Kota Tarakan.
Sekitar 20 orang yang mengenakan pakaian bebas turun dari truk tersebut dan menuju Kantor Polres Tarakan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, beberapa orang yang terlibat dalam penyerangan tersebut membawa kayu dan balok, yang digunakan untuk merusak fasilitas kantor polisi.
Saksi mata yang berada di lokasi kejadian, Nandar (36), menyatakan bahwa ia melihat beberapa orang penyerang merusak beberapa kaca di kantor Polres Tarakan.
Ketika sebuah mobil patroli polisi tiba di lokasi, para penyerang langsung mengejar polisi yang sedang berjaga. Menurut saksi tersebut, dua polisi dilaporkan mengalami luka akibat penyerangan tersebut.
Setelah kejadian, informasi yang beredar menyebutkan bahwa lima anggota Polres Tarakan mengalami luka akibat pengeroyokan tersebut.
Meskipun demikian, pihak kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengonfirmasi dampak dan luka yang dialami oleh petugas yang terlibat.
Penjelasan Terkait Insiden: Kesalahpahaman?
Kolonel Kav Kristiyanto, Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman, memberikan klarifikasi mengenai insiden tersebut.
Menurut Kristiyanto, penyerangan tersebut diduga merupakan sebuah kesalahpahaman yang melibatkan individu-individu dari Bantuan Penugasan (BP) Satgas Yonif 614/RJP.
Meskipun demikian, pihak Kodam VI/Mulawarman belum memberikan penjelasan lebih rinci mengenai penyebab kesalahpahaman tersebut.
“Ini adalah sebuah kesalahpahaman antara individu, bukan masalah antar institusi. Situasi di Kota Tarakan telah kondusif, dan kami telah melakukan langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan ini secara profesional,” ujar Kristiyanto dalam keterangan resmi yang dikeluarkan pada Selasa (25/2/2025).
Sejak kejadian tersebut, Kodam VI/Mulawarman dan Korem 092/Mrl serta pihak terkait lainnya langsung berkoordinasi untuk mencegah terjadinya eskalasi lebih lanjut.
Selain itu, pihak Komando Batalyon Infanteri 613/Rja sebagai satuan induk dari pasukan yang diduga terlibat, juga telah menggelar apel luar biasa dan memeriksa personel yang diduga terlibat dalam penyerangan tersebut.
Langkah-langkah Penyelesaian
Untuk memastikan kejadian ini tidak berkembang lebih jauh, Kodam VI/Mulawarman, Korem 092/Mrl, dan Brigif 24/BC bersama dengan pihak Polda Kaltara telah melaksanakan koordinasi intensif.
Pihak Polres Tarakan juga dilaporkan telah melakukan mediasi dengan TNI untuk menyelesaikan masalah ini.
Kristiyanto menegaskan bahwa insiden ini tidak mencerminkan adanya permasalahan antara TNI dan Polri sebagai institusi, melainkan masalah pribadi antara individu-individu yang terlibat.
Ia pun mengonfirmasi bahwa TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kalimantan Utara, termasuk Kota Tarakan.
“Pangdam VI/Mulawarman Mayjen Rudy Rachmat terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik,” kata Kristiyanto.
Sementara itu, seluruh personel yang terlibat dalam insiden ini telah dikonsolidasikan dan menjalani pemeriksaan sesuai prosedur yang berlaku.
Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen Kodam VI/Mulawarman dalam menjaga disiplin prajurit.
Sumber: Kompas