Inilah Timbangan Ideal Pembagian Daging Kurban Idul Adha 2025

favicon
Pembagian Daging Kurban

Obrolan.ID – Sudah tahu timbangan ideal pembagian daging kurban? Ibadah kurban pada Hari Raya Idul Adha bukan hanya tentang penyembelihan hewan semata, tetapi juga sarat dengan makna spiritual dan sosial.

Salah satu aspek penting dari pelaksanaan kurban adalah proses pembagian daging kurban, yang mencerminkan keadilan, kepedulian, dan kebersamaan dalam Islam.

Setiap tahunnya, jutaan hewan kurban disembelih di seluruh penjuru dunia. Namun, masih banyak yang bertanya-tanya: berapa sebenarnya porsi daging yang ideal untuk dibagikan kepada masyarakat?

Tiga Bagian Utama dalam Syariat

Menurut syariat Islam, daging kurban dibagi menjadi tiga bagian utama: satu bagian untuk orang yang berkurban, satu untuk kerabat atau tetangga, dan satu lagi khusus diberikan kepada fakir miskin.

Tujuannya adalah agar manfaat dari kurban dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan.

Jenis hewan kurban tentu memengaruhi jumlah daging yang bisa dibagikan. Seekor kambing, misalnya, umumnya menghasilkan sekitar 20 hingga 25 kilogram daging bersih.

Sementara sapi bisa menyumbangkan antara 120 hingga 140 kilogram daging siap konsumsi.

Jika sapi dikurbankan oleh tujuh orang, masing-masing akan mendapat bagian sekitar 17 hingga 20 kilogram, yang bisa dibagi kembali kepada masyarakat sekitar.

Namun demikian, pembagian daging kurban tidak hanya soal hitungan angka. Inti dari kurban adalah menebarkan manfaat dan kebahagiaan, terutama bagi mereka yang jarang atau bahkan tidak pernah menikmati daging dalam kesehariannya.

Standar Pembagian Daging Kurban

Dikutip dari situs resmi BAZNAS, pembagian daging kurban idealnya dilakukan secara tertib, adil, dan merata.

Prinsip ini sangat penting agar nilai keberkahan dari ibadah kurban bisa tersebar hingga ke daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Banyak ulama dan praktisi zakat menyarankan agar daging dibagikan dalam ukuran 1 hingga 2 kilogram per kepala keluarga. Ini dianggap cukup untuk satu hingga dua kali konsumsi.

Dalam praktiknya, panitia kurban biasanya menyiapkan kantong plastik berisi daging seberat 1–2 kg, yang dinilai efisien dan praktis.

Namun, tidak jarang muncul kendala di lapangan. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah pembagian tanpa timbangan.

Akibatnya, ada ketimpangan antara penerima satu dengan yang lain. Kadang pula, sebagian besar daging justru disimpan oleh panitia atau dibagikan kepada donatur secara berlebihan, sementara masyarakat sekitar hanya mendapatkan sisa.

Ada pula kasus ketika daging justru diberikan kepada orang yang sudah mampu, sementara fakir miskin terabaikan.

Untuk menghindari ketimpangan ini, panitia perlu benar-benar memahami siapa saja yang masuk dalam kategori mustahik (penerima yang berhak).

Penting pula mempertimbangkan jumlah anggota keluarga penerima. Keluarga besar tentunya memerlukan porsi lebih banyak dibanding keluarga kecil agar manfaatnya benar-benar terasa.

Gunakan Timbangan, Hindari Asumsi

Menggunakan alat timbangan menjadi solusi sederhana namun penting agar pembagian dilakukan secara adil dan akurat.

Ini juga menjadi jawaban konkret atas pertanyaan: berapa kg ideal daging yang sebaiknya dibagikan?

Sebagai ilustrasi, jika seekor kambing dibagi dalam tiga porsi, maka masing-masing pihak bisa menerima sekitar 6 hingga 8 kg daging.

Sementara itu, seekor sapi bisa dibagi ke dalam banyak paket kecil—bahkan mencapai 50 hingga 70 kantong jika dikemas dalam takaran 2 kg.

Dalam kasus tertentu, seperti kurban unta—meskipun jarang ditemukan di Indonesia—jumlah dagingnya bisa mencapai lebih dari 300 kg, memberikan kesempatan luas untuk menyebarkan manfaat ke lebih banyak penerima.

Melalui kurban, Islam tidak hanya mengajarkan tentang ibadah individual, tetapi juga tentang berbagi secara kolektif.

Oleh karena itu, jawaban atas pertanyaan “berapa kilogram daging yang sebaiknya dibagikan?” seharusnya tak hanya didasarkan pada hitungan matematis, tapi juga pada niat untuk menebar keberkahan dan kepedulian sosial.

Menyempurnakan Ibadah Kurban

Akhirnya, ibadah kurban bukan sekadar menyembelih hewan, tapi juga menghidupkan nilai ketakwaan dan solidaritas.

Ketika pembagian daging kurban dilakukan dengan adil, tepat sasaran, dan penuh keikhlasan, maka nilai ibadah tidak hanya diterima di sisi Allah, tetapi juga terasa manfaatnya oleh sesama manusia.

Dengan pengelolaan yang bijak dan transparan, panitia kurban diharapkan bisa menjadikan proses pembagian daging kurban sebagai momen yang penuh makna—bukan hanya untuk penerima, tapi juga bagi para pekurban yang mengharap ridha dan keberkahan dari Allah SWT.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.