Obrolan – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Indonesia akan mengambil langkah tegas terhadap negara manapun yang mencoba mengganggu industri kelapa sawit di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan dalam sambutannya pada Pembukaan Sidang Umum Majelis Ke-III dan Pelantikan 3 IKA Wilayah serta 2 IKA Fakultas di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (21/2).
Dalam kesempatan tersebut, Mentan Amran menyampaikan kekesalannya terhadap negara-negara yang terus mencoba untuk melemahkan industri sawit Indonesia, yang selama ini menjadi salah satu komoditas ekspor terbesar bagi negara.
Indonesia Akan Tindak Tegas Setiap Upaya Ganggu Sawit
Andi Amran Sulaiman tidak ragu untuk menyampaikan bahwa Indonesia akan bertindak tegas terhadap setiap upaya yang berusaha menggoyahkan industri kelapa sawit dalam negeri.
“Baru saja kami terima dubes Prancis dan Rusia. Empat hari yang lalu kami diskusi dengan mereka. Mereka menyampaikan berbagai usulan, dan saya katakan, selama CPO (Crude Palm Oil) diganggu, kami tidak akan penuhi keinginan mereka. Kita harus tegas terhadap mereka,” ujar Mentan Amran dengan penuh keyakinan.
Pernyataan tersebut menjadi peringatan keras bagi negara-negara yang terus memberikan tekanan pada Indonesia terkait dengan isu kerusakan lingkungan yang dianggap terkait dengan industri kelapa sawit.
Mentan Amran menegaskan bahwa Indonesia telah berupaya untuk memperbaiki kerusakan hutan dan lingkungan di tanah air, sehingga tuduhan yang sering dilontarkan tersebut tidak relevan dengan kenyataan yang ada.
Menghadapi Isu Kerusakan Lingkungan
Mentan Amran menanggapi isu-isu lingkungan yang sering dikaitkan dengan industri kelapa sawit Indonesia. Ia menegaskan bahwa negara-negara asing yang sering mengkritik industri sawit Indonesia tidak perlu khawatir mengenai masalah lingkungan.
“Kami sudah berusaha keras untuk memperbaiki hutan Indonesia dan menjaga lingkungan. Kami sampaikan kepada mereka, jangan ganggu kami. Jika kepentingan mereka terganggu, mereka berteriak. Tapi, jika kepentingan Indonesia terganggu, kita diam. Indonesia ini terlalu baik,” katanya.
Mentan Amran juga menambahkan bahwa Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengelola sumber daya alamnya dengan bijak dan berkelanjutan, meskipun seringkali negara-negara lain menganggap kelapa sawit sebagai salah satu penyebab deforestasi.
Ia menyebutkan bahwa Indonesia telah melakukan pembenahan dalam industri sawit untuk memastikan keberlanjutan dan kesesuaian dengan standar lingkungan internasional.
Ancaman Stop Ekspor CPO ke Eropa
Mentan Amran melanjutkan bahwa jika gangguan terhadap industri kelapa sawit Indonesia terus berlanjut, Indonesia tidak akan ragu untuk menghentikan ekspor biofuel, yang sebagian besar menggunakan bahan baku CPO.
“Jika gangguan terhadap sawit terus berlanjut, kita akan stop ekspor biofuel sebanyak 5,3 juta ton. Eropa menerima 2,3 juta ton dari total ekspor tersebut. Bisa bayangkan bagaimana dampaknya pada industri mereka, mereka akan kekurangan pasokan CPO dari Indonesia,” tambahnya.
Langkah ini, menurut Mentan Amran, dapat memberikan dampak signifikan bagi pasar global, khususnya pasar CPO yang selama ini sangat bergantung pada pasokan dari Indonesia.
Mentan Amran menjelaskan bahwa Indonesia mengimpor sekitar 5,3 juta ton bahan baku untuk produksi solar, dan jika Indonesia menarik 5,3 juta ton CPO dari pasar global, hal ini dapat menyebabkan kekurangan pasokan yang signifikan di pasar dunia.
Potensi Peningkatan Devisa Negara
Mentan Amran juga memaparkan potensi besar yang dapat diraih Indonesia jika dapat mengendalikan pasokan CPO secara lebih ketat.
“Jika kita kurangi ekspor CPO hanya 20 persen, namun dapat meningkatkan devisa negara dua kali lipat. Jika kita benar-benar menghentikan ekspor CPO, harga bisa naik 100 persen dan Indonesia bisa mendapatkan tambahan devisa sekitar 450 triliun hingga seribu triliun rupiah,” ungkapnya.
Menurutnya, dengan langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah saat ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk meraih keuntungan ekonomi dari sektor kelapa sawit, yang dapat menjadi sumber pendapatan nasional yang sangat signifikan. Ini juga membuka peluang Indonesia untuk menjadi kekuatan besar dalam hal ketahanan pangan dan energi dunia.
Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
Mentan Amran mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan mengendalikan sektor pangan, CPO, dan biofuel, Indonesia bisa mencapai tujuannya untuk menjadi lumbung pangan dunia.
“Jika kita kendalikan CPO, biofuel, dan pangan kita, maka impian kita untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia akan terwujud,” pungkasnya.
Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Indonesia dapat memanfaatkan posisi strategis ini untuk memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan global, serta meningkatkan peran Indonesia dalam pasar energi dunia.
Sumber: Majalah Hortus