Obrolan.id – Koalisi Masyarakat Sipil, yang terdiri dari berbagai organisasi yang memperjuangkan hak asasi manusia dan kebebasan pers, mengecam keras pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, terkait teror kiriman kepala babi ke kantor redaksi Tempo.
Mereka menilai komentar Hasan Nasbi tidak hanya tidak berempati, tetapi juga mencerminkan pengabaian terhadap prinsip kebebasan pers.
Pada Rabu, 19 Maret 2025, redaksi Tempo di Jakarta menerima kiriman kepala babi yang dianggap sebagai bentuk intimidasi terhadap kebebasan pers.
Alih-alih menyampaikan keprihatinan, Hasan Nasbi justru mengungkapkan bahwa kepala babi itu sebaiknya “dimasak saja”, yang mengundang kritik dari berbagai pihak.
Koalisi Masyarakat Sipil menyatakan dalam keterangan tertulisnya bahwa pernyataan tersebut sangat tidak pantas bagi seorang pejabat negara.
“Selain tidak berempati, pernyataan ini juga melanggar prinsip kebebasan pers,” tegas mereka.
Koalisi menambahkan bahwa ungkapan semacam ini tidak layak diucapkan oleh Kepala Kantor Komunikasi Presiden, mengingat dampaknya terhadap hak-hak dasar jurnalis dan kebebasan media.
Koalisi juga meminta Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan respons terhadap pernyataan tersebut, yang menurut mereka berpotensi memicu kebencian terhadap jurnalis atau media yang kritis.
“Pernyataan ini mengusik rasa aman para jurnalis dalam menjalankan tugas jurnalistik mereka,” ujar mereka lebih lanjut.
Selain itu, Koalisi menganggap pernyataan tersebut menggambarkan lemahnya komitmen pemerintah terhadap kebebasan sipil.
“Pernyataan yang meremehkan teror semacam ini justru memberikan kesan seolah-olah pemerintah mendukung tindakan intimidasi terhadap media,” tegas Koalisi.
Rekam jejak komunikasi publik Hasan Nasbi juga menjadi sorotan, dengan Koalisi yang menilai bahwa tindakannya yang sebelumnya menghapus cuitan terkait RUU TNI seharusnya sudah cukup menjadi alasan untuk mengevaluasi posisinya.
Mereka pun mendesak Presiden untuk meninjau kembali jabatan Hasan sebagai Kepala Kantor Komunikasi Presiden.
Koalisi Masyarakat Sipil juga mengungkapkan solidaritas mereka kepada Tempo dan menyatakan bahwa praktik intimidasi seperti ini harus segera diusut tuntas.
“Praktik-praktik kuno seperti ini seharusnya sudah tidak ada lagi. Teror seperti ini harus diungkap, dan pelakunya harus diproses sesuai hukum,” tegas Koalisi.
Hasan Nasbi Klarifikasi Pernyataannya
Menanggapi kecaman tersebut, Hasan Nasbi memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa ungkapan “dimasak saja” yang ia lontarkan terkait kiriman kepala babi bukan dimaksudkan untuk mengecilkan kebebasan pers.
“Saya ingin menekankan bahwa pernyataan itu ditujukan untuk mengecilkan si peneror, bukan kebebasan pers,” jelas Hasan Nasbi.
Ia menambahkan bahwa dengan mengatakan agar kepala babi itu “dimasak”, tujuannya adalah untuk merespons teror tersebut dengan cara yang dianggap dapat menggagalkan niat pelaku.
Hasan juga memberikan apresiasi terhadap respons jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana, yang mencuitkan candaan terkait teror tersebut.
“Saya setuju dengan cara Francisca merespons teror ini, agar pelaku teror merasa gagal dan stres,” ujar Hasan Nasbi.
Teror Lanjutan: Kiriman Bangkai Tikus ke Tempo
Setelah peristiwa kiriman kepala babi, pada Sabtu, 22 Maret 2025, kantor Tempo kembali menerima kiriman teror berupa kotak berisi bangkai tikus yang dipenggal.

Petugas kebersihan menemukan kotak tersebut berisi enam bangkai tikus pada pukul 08.00 WIB. Tak ada pesan atau identitas pengirim di dalam kotak tersebut.
Sebelumnya, pada 21 Maret 2025, Tempo juga menerima ancaman melalui akun media sosial, yang mengindikasikan bahwa teror ini akan berlanjut.
Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menegaskan bahwa kiriman tersebut semakin memperjelas bahwa redaksi Tempo tengah diintimidasi.
“Ini adalah serangan terhadap kebebasan pers. Kami tidak akan gentar, dan kami meminta agar pelaku segera diusut,” ujar Setri.
Pihak Kepolisian telah membentuk tim untuk menyelidiki kedua kasus teror ini. Pada 21 Maret 2025, Setri Yasra melapor ke Markas Besar Polri mengenai kiriman kepala babi, yang kini menjadi barang bukti.
Polisi juga mengamankan bungkusan berisi bangkai tikus yang dilempar ke kantor Tempo pada dini hari.
Redaksi Tempo menegaskan bahwa teror seperti ini tidak akan mempengaruhi integritas mereka dalam menjalankan tugas jurnalistik, dan mereka mendesak agar polisi segera mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas ancaman ini.