Harga Emas Kembali Menguat, Diprediksi Akan Terus Naik

favicon
Harga Emas Dunia

Obrolan Harga emas mengalami kenaikan pada Kamis (20/2/2025), setelah sebelumnya sempat mengalami koreksi akibat risalah rapat kebijakan moneter The Fed. Meskipun demikian, para analis memprediksi harga emas akan terus menguat di masa mendatang.

Pada saat artikel ini ditulis, harga emas tercatat naik 0,22% menjadi US$ 2.939. Pada Rabu (19/2/2025), harga emas sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di level US$ 2.946,8.

Analis dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, menyatakan bahwa harga emas masih memiliki potensi untuk naik lebih jauh, dengan target selanjutnya di level US$ 2.950.

Namun, dia juga mengingatkan bahwa jika terjadi kenaikan yang diikuti dengan reversal, harga emas bisa mengalami koreksi dan turun menuju level sekitar US$ 2.920.

“Sentimen pasar saat ini masih didominasi oleh kekhawatiran inflasi dan kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS), yang bisa mempengaruhi pergerakan harga emas dalam jangka pendek,” jelas Andy pada Kamis (20/2/2025).

Andy juga menambahkan bahwa faktor fundamental turut mendukung potensi kenaikan harga emas. Risalah rapat The Fed menunjukkan bahwa beberapa pejabat bank sentral AS masih khawatir tentang risiko inflasi, yang mengarah pada ekspektasi bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Kekhawatiran tersebut menjadi pendorong bagi kenaikan harga emas pada hari Kamis, dengan harga sempat menyentuh level US$ 2.940.

“Beberapa pejabat The Fed mencatat bahwa ekspektasi inflasi mulai meningkat. Selain itu, perubahan kebijakan perdagangan dan imigrasi berpotensi menghambat proses disinflasi yang tengah diupayakan,” tambahnya.

Rekor Tertinggi Harga Emas

Pada sesi sebelumnya, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 2.946, yang tercapai saat sesi perdagangan Eropa.

Kenaikan ini dipicu oleh pengumuman Presiden AS Donald Trump mengenai rencana pemberlakuan tarif 25% pada impor mobil, farmasi, dan semikonduktor.

Langkah ini semakin memanaskan ketegangan dalam perang dagang global, yang mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Namun, setelah risalah rapat The Fed dirilis, harga emas mengalami koreksi, karena meningkatnya ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

Perhatian pada Data Ekonomi AS

Hari ini, Andy memperkirakan bahwa pelaku pasar akan mencermati beberapa data ekonomi, termasuk rilis klaim tunjangan pengangguran awal dan indeks PMI pendahuluan S&P Global.

Data ini dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang kondisi ekonomi AS dan kemungkinan kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Fed ke depannya.

Selain itu, pernyataan terbaru dari pejabat The Fed akan menjadi perhatian utama untuk mendapatkan petunjuk lebih jelas mengenai arah suku bunga di beberapa bulan mendatang.

Secara keseluruhan, meskipun harga emas sempat terkoreksi setelah risalah rapat The Fed, tren bullish masih terlihat dominan.

Dengan meningkatnya kekhawatiran inflasi dan ketidakpastian geopolitik yang ditambah kebijakan tarif perdagangan AS, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari aset aman untuk melindungi nilai terhadap potensi risiko ekonomi global.

Sumber: Investor

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.