Obrolan – Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi pada Februari 2025, didorong oleh kekhawatiran tarif Presiden AS Trump dan permintaan safe haven yang meningkat.
Harga emas dunia mengalami lonjakan signifikan pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), mencapai rekor tertinggi.
Kenaikan ini didorong oleh permintaan tinggi untuk aset safe haven, yaitu emas, di tengah kekhawatiran pasar terkait dengan rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan memberlakukan tarif baru.
Selain itu, dukungan tambahan juga datang dari arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh emas.
Mengutip data dari Yahoo Finance, pada Selasa, 25 Februari 2025, harga emas spot tercatat naik 0,4 persen menjadi USD2.947,48 per ons.
Pada awal sesi perdagangan, harga emas sempat mencapai angka USD2.956,15, yang mencatatkan rekor tertingginya yang kesebelas pada tahun 2025.
Sementara itu, harga emas berjangka AS juga ditutup lebih tinggi 0,3 persen pada USD2.963,20 per ons.
Kenaikan harga emas ini juga dipengaruhi oleh pergerakan nilai dolar AS (DXY) yang menyentuh level terendahnya sejak 10 Desember 2024.
Penurunan dolar AS membuat emas batangan lebih terjangkau bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan global.
Salah satu faktor utama yang turut mendongkrak harga emas dunia adalah peringatan Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan rencana pemberlakuan tarif baru.
Rencana ini secara luas dipandang akan menyebabkan inflasi dan berpotensi memicu terjadinya perang dagang, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Permintaan yang tinggi ini menjadi pendorong utama di balik lonjakan harga emas.
SPDR Gold Trust, yang merupakan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) berbasis emas terbesar di dunia, juga mencatatkan peningkatan kepemilikan emas.
Pada hari Jumat, 22 Februari 2025, SPDR Gold Trust melaporkan bahwa kepemilikannya telah mencapai 904,38 metrik ton, yang merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2023.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa investor semakin tertarik untuk mengamankan nilai kekayaan mereka dengan membeli emas sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi global.
Dengan harga emas dunia yang tetap bertahan di atas level USD2.950 per ons, banyak investor kini menargetkan harga emas dapat mencapai angka USD3.000 per ons.
Sejak awal tahun 2025, harga emas telah mengalami kenaikan lebih dari 12 persen, yang semakin menarik perhatian investor di seluruh dunia.
Oleh karena itu, para pelaku pasar kini memantau dengan cermat berbagai data ekonomi yang akan datang, terutama laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS yang dijadwalkan rilis pada hari Jumat mendatang. PCE ini dianggap sebagai indikator inflasi utama yang menjadi acuan bagi Federal Reserve (Fed).
Federal Reserve sendiri diperkirakan tidak akan segera memangkas suku bunga pada bulan Maret 2025, meskipun ada ekspektasi sebelumnya bahwa mereka akan melakukannya.
Mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters memprediksi bahwa pemotongan suku bunga yang lebih lanjut baru akan dilakukan pada kuartal berikutnya.
Hal ini memberi sinyal bahwa Bank Sentral AS tetap berhati-hati dalam mengambil kebijakan moneter, mengingat ketidakpastian ekonomi global yang masih berlangsung.
Selain pergerakan harga emas, harga logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium mengalami penurunan. Harga perak spot turun sebesar 0,7 persen menjadi USD32,32 per ons, sementara harga platinum juga turun 0,7 persen menjadi USD962,70 per ons. Lebih parah lagi, harga paladium turun 2,6 persen menjadi USD944,19 per ons, mencatatkan penurunan yang lebih tajam dibandingkan logam mulia lainnya.
Meskipun emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi, penurunan harga pada logam mulia lainnya menunjukkan bahwa investor tetap mencermati perkembangan pasar global secara keseluruhan.
Ketegangan perdagangan internasional dan kebijakan ekonomi AS yang tidak menentu menjadi faktor utama yang mempengaruhi dinamika harga logam mulia.
Secara keseluruhan, lonjakan harga emas yang mencapai rekor tertinggi mencerminkan ketidakpastian pasar yang meningkat, terutama terkait dengan kebijakan tarif baru dari Presiden AS dan faktor-faktor ekonomi global lainnya.
Harga emas dunia yang menguat memberikan gambaran bahwa banyak investor memilih untuk mengalihkan aset mereka ke instrumen safe haven seperti emas untuk mengantisipasi potensi risiko inflasi dan ketegangan ekonomi lebih lanjut.
Sumber: metrotvnews