Apa Bedanya Gunung Lewotobi Perempuan dan Laki-Laki? Simak Penjelasannya

Avatar photo
Gunung Lewotobi Perempuan

Obrolan.id – Belakangan ini masyarakat Indonesia masih banyak yang belum tahu apa bedanya Gunung Lewotobi Perempuan dan Laki-Laki. Untuk mengetahui perbedaannya, simak penjelasan berikut ini.

Gunung Lewotobi adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, dan terkenal dengan puncak-puncak kembarnya yang diberi nama Gunung Lewotobi Perempuan dan Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Meskipun keduanya merupakan bagian dari satu gunung berapi kembar, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.

Dalam artikel ini, Obrolan.id akan membahas perbedaan antara Gunung Lewotobi Perempuan dan Gunung Lewotobi Laki-Laki, mulai dari ketinggiannya, sejarah letusan, hingga aktivitas vulkaniknya.

Gunung Lewotobi: Gunung Berapi Kembar di Flores

Gunung Lewotobi merupakan gunung berapi kembar yang terletak di bagian tenggara Pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Gunung ini memiliki dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Perempuan yang lebih tinggi dan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang sedikit lebih rendah.

Kedua puncak gunung ini menjadi daya tarik wisata bagi para pendaki yang tertarik menjelajahi keindahan alam dan mempelajari aktivitas vulkanik gunung berapi.

Gunung Lewotobi Perempuan: Puncak Tertinggi dan Letusan Langka

Gunung Lewotobi Perempuan adalah puncak tertinggi dari Gunung Lewotobi, dengan ketinggian mencapai 1.703 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Puncak ini dikenal karena ketinggiannya yang lebih menjulang dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang terletak sedikit lebih rendah.

Sebagai puncak tertinggi, Gunung Lewotobi Perempuan memiliki kawah di puncaknya dengan diameter sekitar 700 meter.

Meskipun termasuk gunung berapi aktif, letusan Gunung Lewotobi Perempuan tergolong langka. Dalam catatan sejarah, gunung ini hanya tercatat meletus dua kali, yaitu pada tahun 1921 dan 1935.

Hal ini menjadikan Gunung Lewotobi Perempuan relatif tenang dalam aktivitas vulkaniknya jika dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang lebih sering mengalami erupsi.

Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Perempuan senantiasa dipantau oleh pihak berwenang melalui pos pengamatan di Desa Nawakote Boru, Wulanggitang, Flores Timur, NTT.

Gunung Lewotobi Laki-Laki: Puncak yang Lebih Sering Aktif

Sementara itu, Gunung Lewotobi Laki-Laki, meskipun memiliki ketinggian yang sedikit lebih rendah, yaitu sekitar 1.584 mdpl, dikenal sebagai puncak yang lebih sering aktif dalam hal erupsi vulkanik.

Dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Perempuan, Gunung Lewotobi Laki-Laki lebih banyak mengalami erupsi.
Aktivitas vulkanik yang lebih tinggi pada Gunung Lewotobi Laki-Laki membuatnya menjadi perhatian lebih bagi para ilmuwan dan pihak berwenang dalam pemantauan bahaya letusan.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki lebih sering terjadi dan mencatatkan lebih banyak aktivitas dibandingkan dengan puncak Gunung Lewotobi Perempuan.

Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan kondisi geologis di kedua puncak, yang mempengaruhi tingkat aktivitas vulkanik masing-masing.

Perbedaan Aktivitas Vulkanik dan Letusan

Perbedaan utama antara kedua puncak ini terletak pada frekuensi letusannya. Gunung Lewotobi Laki-Laki lebih sering meletus, sedangkan Gunung Lewotobi Perempuan hanya tercatat meletus dua kali sepanjang sejarahnya.

Meskipun keduanya tergolong gunung berapi aktif, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki lebih sering memicu perhatian masyarakat dan lembaga terkait dalam rangka mitigasi bencana.

Letusan Gunung Lewotobi Perempuan yang terjadi pada tahun 1921 dan 1935 menjadi momen penting dalam catatan sejarah vulkanik daerah tersebut.

Sejak saat itu, aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi Perempuan terbilang cukup tenang dan tidak sering terjadi.

Namun, pengawasan terhadap kedua puncak gunung ini tetap dilakukan secara ketat, untuk memastikan keselamatan warga yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.

Pantauan Aktivitas Vulkanik di Gunung Lewotobi

Untuk memantau aktivitas Gunung Lewotobi, baik yang terjadi di Gunung Lewotobi Perempuan maupun Gunung Lewotobi Laki-Laki, pihak berwenang Indonesia, seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terus melakukan pemantauan secara visual dan instrumental.

Pos pengamatan yang terletak di Desa Nawakote Boru, Wulanggitang, Flores Timur, menjadi pusat informasi untuk masyarakat dan wisatawan terkait potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik kedua puncak gunung ini.

Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lewotobi juga diberikan informasi tentang tanda-tanda aktivitas vulkanik yang dapat mengindikasikan adanya potensi letusan.

Hal ini penting agar penduduk dapat mengantisipasi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari bahaya.

Selain itu, pendaki yang berencana untuk mendaki Gunung Lewotobi juga disarankan untuk memperhatikan informasi terkini mengenai kondisi gunung agar dapat mempersiapkan diri dengan baik.

Gunung Lewotobi, dengan dua puncaknya yang terkenal, Gunung Lewotobi Perempuan dan Gunung Lewotobi Laki-Laki, menawarkan keindahan alam yang luar biasa sekaligus tantangan bagi para pendaki.

Meskipun keduanya merupakan gunung berapi aktif, perbedaan signifikan terletak pada aktivitas vulkanik dan frekuensi letusannya.

Gunung Lewotobi Perempuan, dengan ketinggiannya yang lebih tinggi, jarang mengalami letusan, sedangkan Gunung Lewotobi Laki-Laki lebih sering meletus.

Penting bagi masyarakat dan wisatawan untuk selalu memperhatikan informasi dari pihak berwenang terkait aktivitas vulkanik di kawasan ini untuk menjaga keselamatan dan keamanan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.