Fiersa Besari dan Rombongan Alami Musibah di Puncak Cartenz, Dua Pendaki Meninggal Dunia

favicon
Fiersa Besari dan Rombongan Alami Musibah di Puncak Cartenz

Obrolan – Musisi dan pendaki Fiersa Besari termasuk dalam rombongan ekspedisi yang mengalami musibah saat mendaki Puncak Cartenz Pyramid, Papua.

Insiden tragis ini mengakibatkan dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia akibat hipotermia.

Keberadaan Fiersa dalam ekspedisi ini terungkap dari daftar pendaki yang dikeluarkan oleh SAR Timika, Papua Tengah.

Selain Fiersa, rombongan ini terdiri dari beberapa pendaki lainnya, termasuk Indira Alaika, Furki, Saroni, dan Ludy Hadiyanto, serta tiga warga negara asing (dua dari Turki dan satu dari Rusia).

Tim ekspedisi juga didampingi oleh lima pemandu gunung, yakni Nurhuda, Alvin Perdana, Arlen Kolinug, Jeni Dainga, dan Ruslan.

Fiersa Besari sendiri tengah menjalankan ekspedisi “Jalur Sunyi”, yang merupakan perjalanan mendaki berbagai gunung bersama tim Atap Negeri. Sebelum menuju Cartenz Pyramid, mereka sebelumnya mendaki Gunung Katopasa di Sulawesi Tengah.

Fiersa Besari Tetap Aktif di Media Sosial Selama Ekspedisi

Meskipun tengah menjalani ekspedisi, Fiersa tetap mengikuti perkembangan isu-isu sosial di Indonesia. Ia beberapa kali mencuit di media sosial mengenai isu yang menjadi perhatian publik, termasuk dugaan intimidasi terhadap Band Sukatani serta praktik pengoplosan BBM Pertalite menjadi Pertamax.

Salah satu cuitannya yang menjadi sorotan adalah tanggapannya terhadap penghapusan lagu Bayar Bayar Bayar oleh Band Sukatani dari semua platform setelah mereka meminta maaf kepada kepolisian.

“Satu dibungkam. Seribu bersuara,” tulis Fiersa pada 20 Februari 2025, menyayangkan tindakan represi terhadap musisi.

Ia juga berkomentar mengenai dugaan pengoplosan BBM, menulis, “Beli Pertamax dapatnya oplosan. Berengsek,” pada 25 Februari 2025.

Namun, di tengah ekspedisi ini, tiba-tiba muncul kabar bahwa rombongan Fiersa Besari mengalami musibah di Puncak Cartenz Pyramid, yang berujung pada dua korban meninggal dunia.

Kronologi Insiden di Puncak Cartenz

Kepala Kantor SAR Timika, I Wayan Suyatna, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan terkait kondisi darurat di Puncak Cartenz akibat hipotermia pada Minggu (2/3/2025) pukul 00.46 WIT.

Insiden ini terjadi saat rombongan pendaki melintasi jembatan Tyrollean sekitar pukul 10.51 WIT, Sabtu (1/3/2025). Berikut adalah rangkaian kejadian yang terjadi berdasarkan laporan SAR Timika:

  • 14.00 WIT → Rombongan diperkirakan mencapai puncak (belum terkonfirmasi).
  • 19.10 WIT → Radio komunikasi mulai melemah karena baterai hampir habis.
  • 19.30 WIT → Dua pendaki, Indira dan Saroni, mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) di area bawah puncak.
  • 20.29 WIT → Tim Base Camp (BC) mengadakan briefing untuk upaya penyelamatan.
  • 21.48 WIT → Seorang pendaki, Nurhuda, tiba di BC dalam kondisi hipotermia dan meminta bantuan karena komunikasi radio terputus.
  • 22.33 WIT → Pemandu gunung internasional, Dawa Gyalje Sherpa, naik untuk menolong pendaki yang mengalami hipotermia.
  • 22.48 WITFiersa Besari dan Furki berhasil mencapai Base Camp.
  • 00.07 WITDawa Gyalje Sherpa berhasil menemukan salah satu pendaki wanita yang dalam kondisi kritis.
  • 02.07 WIT → Tim menerima kabar bahwa dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, telah meninggal dunia akibat hipotermia.
  • 03.43 WIT → Beberapa anggota tim berhasil kembali ke Base Camp.
  • 04.51 WIT → Tim penyelamat melaporkan bahwa beberapa pendaki lain masih berada di Summit Ridge dengan kondisi darurat.

SAR Timika mengonfirmasi bahwa dari 15 orang yang terlibat dalam ekspedisi ini, 13 orang selamat, sementara 2 orang meninggal dunia.

Fiersa Besari dan Rombongan Selamat, Tim SAR Lanjutkan Evakuasi

Setelah insiden ini, tim penyelamat segera melakukan upaya evakuasi jenazah dua pendaki yang meninggal dunia serta memastikan kondisi para pendaki lainnya yang selamat. Hingga kini, pihak berwenang masih melakukan koordinasi untuk membawa jenazah turun dari gunung.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan beratnya tantangan dalam pendakian ke Puncak Cartenz, salah satu puncak tertinggi di Indonesia dengan medan yang ekstrem dan suhu dingin yang bisa menyebabkan hipotermia fatal.

Meskipun berhasil selamat, musibah ini tentu menjadi pukulan bagi Fiersa Besari dan seluruh tim ekspedisi. Kejadian ini juga mengingatkan pentingnya persiapan matang dalam ekspedisi ke medan ekstrem seperti Cartenz Pyramid.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.