Obrolan.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron menanggapi peringatan keras dari Rusia terkait pernyataannya yang menyebutkan kemungkinan memperluas perlindungan nuklirnya kepada negara-negara Eropa.
Moskow memberi respons tajam setelah Emmanuel Macron mengungkapkan bahwa Paris tengah mempertimbangkan untuk menyediakan payung nuklir bagi sekutunya di Eropa.
Macron, dalam pernyataan terbarunya yang dilansir Reuters pada Jumat (7/3/2025), mengatakan bahwa reaksi keras dari Kremlin tersebut menunjukkan ketegangan yang disebabkan oleh posisi Rusia yang kini semakin terpojok.
Ketegangan ini bermula setelah pidato Emmanuel Macron pada Rabu (5/3) lalu, di mana dia menyebut Rusia sebagai ancaman bagi Eropa dan menegaskan perlunya melindungi negara-negara Eropa lainnya dengan senjata nuklir Prancis.
Macron memperingatkan bahwa Rusia kini mempercepat persenjataan setelah invasi ke Ukraina, dan negara tersebut dapat menyerang lebih banyak negara di Eropa jika tidak dihentikan secara tegas.
Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menganggap pernyataan Macron sebagai ancaman.
Lavrov bahkan membandingkan Emmanuel Macron dengan tokoh sejarah seperti Hitler dan Napoleon, meskipun dia menegaskan bahwa meskipun Macron tidak secara eksplisit menyatakan niat menaklukkan Rusia, dia menunjukkan keinginan yang serupa.
Menanggapi pernyataan itu, Macron mengungkapkan kepada wartawan di pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels bahwa Putin mungkin bereaksi keras karena dia menyadari kebenaran dari apa yang disampaikan oleh Macron.
Presiden Prancis itu menyatakan, “Napoleon berusaha menaklukkan Eropa, sementara yang saya lihat sekarang adalah Rusia sebagai kekuatan imperialis yang nyata.”
Macron juga menambahkan bahwa dia sadar akan kemungkinan pengkhianatan dari Presiden Rusia Vladimir Putin, mengingat Rusia sebelumnya gagal menghormati Perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014 oleh Prancis, Jerman, dan Ukraina setelah invasi Rusia ke Crimea.
Macron menyimpulkan bahwa reaksi keras Moskow mungkin juga disebabkan oleh pengungkapan niat Rusia yang ingin terus berperang dengan Eropa jika perjanjian damai dengan Ukraina disepakati terburu-buru. “Putin mungkin kesal karena kami membuka permainan politiknya,” kata Macron.
Sumber: detikcom