Dani Pedrosa Menilai Francesco Bagnaia Menderita karena Ducati Rekrut Marc Marquez

favicon
Dani Pedrosa, Francesco Bagnaia dan Marc Marquez

Obrolan.ID – Kedatangan Marc Marquez ke tim Ducati pada musim MotoGP 2025 membawa dampak besar, salah satunya terhadap performa rekan setimnya sendiri, Francesco Bagnaia.

Hal ini disoroti oleh mantan pembalap MotoGP, Dani Pedrosa, yang menilai bahwa Francesco Bagnaia saat ini sedang menghadapi tekanan berat akibat keputusan Ducati mendatangkan Marquez.

Marquez, yang tampil impresif sejak awal musim, kini memimpin klasemen sementara dengan perolehan 171 poin.

Ia unggul cukup jauh dari Francesco Bagnaia, yang kini tertinggal 51 poin di belakangnya. Sementara itu, Alex Marquez menempati posisi kedua dengan 149 poin, menambah ketatnya persaingan di papan atas.

Menurut Pedrosa, perbedaan gaya balap antara Marquez dan Bagnaia menjadi salah satu alasan mengapa sang juara dunia bertahan terlihat kesulitan menyesuaikan diri.

Pedrosa mengungkapkan bahwa Marquez mampu beradaptasi dengan berbagai pengaturan motor, sementara Bagnaia lebih bergantung pada setelan yang spesifik dan presisi.

“Marc adalah tipe pembalap yang bisa mencetak waktu kompetitif dengan konfigurasi motor apa pun, bahkan jika hanya menggunakan satu jenis suspensi. Dia bisa tetap cepat dalam kondisi apa pun,” ujar Pedrosa, dikutip dari Motosan.

“Sebaliknya, Pecco [sapaan Bagnaia] membutuhkan motor yang disesuaikan dengan sangat tepat. Jika ada perubahan sedikit saja pada setting motornya, dia kesulitan mendapatkan ritme dan waktu terbaik,” lanjutnya.

Pedrosa, yang kini bertugas sebagai pembalap penguji di tim KTM, menambahkan bahwa kehadiran Marquez membawa tekanan mental bagi Bagnaia, terutama karena berada di garasi yang sama dan membandingkan performa secara langsung.

“Bagi Pecco, ini situasi yang sulit. Ia mungkin bertanya-tanya dalam hati, ‘Kenapa saya harus berada satu tim dengan Marc?’ Itu bukan hal yang mudah untuk diterima secara mental,” kata Pedrosa.

Menurutnya, hasil yang terus diraih Marquez seperti pole position dan kemenangan berturut-turut justru makin membebani mental sang pembalap Italia.

“Marc tampil luar biasa, dan Pecco pasti mulai berpikir, ‘Bagaimana cara Marc melakukannya? Kenapa dia bisa, sementara saya tidak?’”

“Lalu mata Anda mulai memperhatikan lebih dalam, mencoba memahami bagaimana Marc bekerja, pendekatannya dalam mempersiapkan balapan, caranya berinteraksi dengan teknisi. Semua itu bisa memengaruhi kondisi mental pembalap lain,” kata Pedrosa mengakhiri.

Dengan masih panjangnya musim balap, masih ada kesempatan bagi Francesco Bagnaia untuk mengejar ketertinggalan.

Namun, tekanan untuk mempertahankan status sebagai pembalap utama Ducati tampaknya akan terus menghantui jika Marquez tetap mendominasi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Bila ingin mengutip silahkan menggunakan link aktif mengarah pada domain Obrolan.id.