Obrolan.ID – Pengamat MotoGP senior, Carlo Pernat, menyoroti performa menurun yang dialami Francesco Bagnaia di musim balap 2025.
Dalam pandangan Pernat, tekanan besar yang datang dari kehadiran Marc Marquez sebagai rekan setim di Ducati menjadi pemicu utama penurunan mental sang juara dunia dua kali tersebut.
Musim ini, MotoGP telah melewati tujuh seri, dan nama Francesco Bagnaia belum menunjukkan dominasinya seperti dua musim sebelumnya.
Meski telah mengoleksi empat podium dan satu kemenangan, hasil ini dianggap belum cukup mengingat ekspektasi tinggi terhadap dirinya sebagai ujung tombak tim pabrikan Ducati.
Performa Bagnaia dalam dua seri terakhir, yakni GP Prancis dan GP Inggris, memicu kekhawatiran besar.
Ia gagal tampil kompetitif dan terus mendapat sorotan karena selalu berada di bawah bayang-bayang Marquez—pembalap anyar yang justru tampil lebih meyakinkan.
Di sisi lain, Marc Marquez telah mengumpulkan lima podium termasuk tiga kemenangan, membuatnya kini memimpin klasemen sementara MotoGP 2025.
Pencapaian luar biasa Marquez sebagai pendatang baru di tim pabrikan menjadi kontras tajam dengan performa Bagnaia yang seolah kehilangan arah.
Carlo Pernat, yang juga pernah menjadi manajer Valentino Rossi, menyampaikan bahwa kondisi Francesco Bagnaia saat ini layaknya seseorang yang sedang terjebak dalam krisis kepercayaan diri.
Menurutnya, sang pembalap tengah bergulat dengan tekanan internal yang cukup berat.
“Dia seakan berada dalam sebuah terowongan yang gelap, tidak tahu di mana awal maupun ujungnya. Dia tidak bisa melihat cahaya,” ujar Pernat, dikutip dari laman Motosan.
Pernat menilai bahwa bukan hanya faktor teknis motor yang memengaruhi performa Bagnaia, tetapi juga kondisi psikologis yang tertekan sejak kedatangan Marquez.
Ia menyebut kehadiran Marquez telah menciptakan atmosfer berbeda yang tidak menguntungkan bagi Bagnaia.
“Sejak awal, saya sudah khawatir ketika Ducati memutuskan membawa Marc Marquez sebagai rekan setimnya. Aura Marquez sangat kuat dan bisa menciptakan ketegangan, terutama untuk pembalap yang sebelumnya menjadi pusat perhatian penuh tim,” lanjut Pernat.
Sebagai pembalap utama Ducati sejak 2021, Bagnaia telah menunjukkan performa luar biasa dengan merebut gelar juara dunia dua kali.
Namun, kondisi saat ini menunjukkan betapa sulitnya mempertahankan dominasi di tengah tekanan dan kompetisi internal yang ketat.
“Dia memang sering mengeluhkan karakter motor, dan mungkin itu benar. Tapi saya pikir persoalan terbesar ada pada kondisi mentalnya. Bersaing dengan Marquez di garasi yang sama bukan hal mudah,” ucap Pernat.
“Sekarang dia berada dalam situasi yang membuatnya tidak bisa memberikan performa seperti yang seharusnya ia tampilkan. Padahal, mari kita akui, Francesco Bagnaia adalah pembalap kelas dunia. Seorang juara sejati,” tambahnya.
Pernat juga menegaskan bahwa kondisi ini bisa memburuk jika tidak segera ditangani secara serius oleh tim. Menurutnya, Ducati perlu mengambil langkah taktis untuk mendukung mental Bagnaia agar tidak terus terpuruk.
“Mentalitas seorang juara bisa rapuh jika terus-menerus dibayangi rekan setimnya sendiri. Ducati perlu memberikan sinyal kepercayaan agar Bagnaia kembali percaya diri,” tegas Pernat.
Menariknya, kritik terhadap Bagnaia tak hanya datang dari pengamat. Sejumlah pihak di paddock mulai mempertanyakan apakah Bagnaia masih bisa menjadi ujung tombak tim di tengah kehadiran Marquez yang semakin dominan. Situasi ini pun menciptakan dinamika baru di dalam tim pabrikan asal Borgo Panigale itu.
Bagi Francesco Bagnaia, musim 2025 menjadi pembuktian yang tidak hanya menguji kemampuan teknisnya di atas lintasan, tetapi juga mentalitas dan ketahanan dirinya menghadapi tekanan besar.
Jika gagal bangkit, bukan tidak mungkin posisinya sebagai pembalap utama akan tergeser oleh Marquez yang terus menunjukkan performa solid.
Saat ini, semua mata tertuju pada bagaimana Bagnaia merespons tantangan ini. Apakah ia mampu keluar dari tekanan dan kembali menunjukkan kualitasnya sebagai juara dunia? Atau justru akan semakin tenggelam di tengah dominasi Marquez?
Yang pasti, sisa musim MotoGP 2025 masih panjang. Kesempatan bagi Francesco Bagnaia untuk bangkit tetap terbuka, asalkan ia mampu mengatasi tekanan internal dan kembali fokus pada performa terbaiknya.













