Obrolan.ID – Aksi bos Sanel Tour and Travel Pekanbaru sukses membuat Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel dan Gubernur Riau Abdul Wahid geram.
Keduanya meluapkan kekesalan setelah kunjungan inspeksi mendadak (sidak) yang kedua kalinya ke kantor agen perjalanan tersebut pada Rabu (14/5/2025) kembali tak membuahkan hasil.
Pemilik perusahaan, Santi, justru memilih bepergian ke Jepang alih-alih menemui Noel dan Wahid yang datang ke kantornya.
Ketidakhadiran ini terjadi hanya beberapa saat setelah ia mengikuti rapat dengar pendapat bersama DPRD Riau, membahas isu penahanan ijazah mantan karyawan oleh pihak perusahaan.
Meski sudah diupayakan oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan Pekanbaru, Bobby Rahmat, serta anggota Komisi V DPRD Riau, Santi tetap bersikeras enggan bertemu dengan pejabat pemerintah pusat dan daerah tersebut.
Usai rapat, Santi langsung menuju bandara untuk mengejar jadwal penerbangannya pukul 12.00 WIB ke Jepang.
Santi beralasan dirinya sudah terlanjur membeli tiket pesawat untuk keberangkatan ke Jepang, sehingga tidak bisa menunda perjalanan.
Siapa Bos Sanel Tour and Travel Pekanbaru?
Informasi mengenai sosok Santi masih sangat terbatas. Saat nama “Santi” dan “Sanel Tour and Travel” dicari di mesin pencari, muncul sebuah akun LinkedIn dengan nama Santi Elfianna yang tercatat sebagai pimpinan Sanel Tour and Travel Pekanbaru.
Namun, tidak banyak informasi tambahan yang bisa ditemukan dari akun tersebut. Nama Santi mencuat setelah puluhan mantan karyawan melaporkan bahwa ijazah mereka ditahan oleh pihak perusahaan setelah mengundurkan diri.
Salah satu korban, Muhammad Garry Luthi, mengaku hanya sempat bekerja satu hari sebagai kurir dan ijazahnya tetap ditahan.
“Saya hanya kerja sehari karena ternyata kondisi pekerjaan tidak sesuai harapan. Tapi saat minta ijazah, saya malah ditolak,” tutur Garry.
Ia mengaku telah mencoba mengambil ijazah miliknya dua kali, namun selalu gagal. Bahkan pada kesempatan kedua, ia diminta membayar denda sebesar belasan juta rupiah agar ijazah bisa dikembalikan.
“Katanya saya harus bayar penalti dulu kalau mau ambil ijazah,” ujar Garry.
Terkait tuduhan tersebut, Santi menyatakan bahwa para pelapor bukanlah karyawan resmi Sanel Tour and Travel, serta menegaskan bahwa perusahaannya tidak memiliki hubungan dengan jasa ekspedisi.
“Kami tidak punya hubungan kerja dengan mereka. Sanel adalah perusahaan tur dan bukan perusahaan ekspedisi,” klaim Santi.
Walau membantah keterkaitan dengan para pelapor, Santi akhirnya menyerahkan beberapa ijazah dalam rapat bersama DPRD Riau pada hari yang sama dengan keberangkatannya ke Jepang.
Meski demikian, kasus dugaan penahanan ijazah oleh perusahaan tersebut masih dalam proses penelusuran lebih lanjut.
Ketidakhadiran Santi dalam dua kali kunjungan sidak membuat Wamenaker Noel benar-benar geram. Menurutnya, absennya Santi menunjukkan sikap tidak menghargai perwakilan negara yang sedang menjalankan tugas.
“Saya sudah dua kali ke sini, tapi pemilik perusahaan tidak pernah hadir. Ini penghinaan terhadap negara,” ucap Noel dengan nada tinggi.
Ia pun memerintahkan agar Sanel Tour and Travel segera ditutup. Menurutnya, langkah tegas diperlukan untuk memberikan efek jera serta perlindungan kepada para pekerja.
“Saya perintahkan agar operasional Sanel ditutup. Sudah tidak ada alasan untuk terus dibiarkan beroperasi,” tegasnya.
Sidak sebelumnya juga dilakukan pada Rabu (23/4/2025), namun saat itu Santi juga tidak muncul di kantor.
Gubernur Riau Abdul Wahid turut menyuarakan kekecewaannya terhadap sikap Santi. Ia merasa tidak dihormati, meski dirinya dan Noel telah menunggu cukup lama di kantor perusahaan tersebut.
“Kalau kami yang pejabat negara saja diperlakukan seperti ini, apalagi para karyawan biasa. Ini sangat tidak patut,” kata Wahid.
Ia mendukung penuh permintaan penutupan sementara operasional perusahaan hingga kasus tersebut tuntas diusut oleh Polda Riau. Menurutnya, ini adalah langkah preventif untuk mencegah terulangnya kasus serupa.
“Saran saya, tutup sementara sampai ada kejelasan hukum. Disnaker Pekanbaru harus segera bertindak menutup kantor Sanel ini sampai ada kepastian hukum,” pungkasnya.